Selasa, 07 Februari 2012

ILMU NAHWU

بسم الله الرحمن الرحيم
تعلموا العربية وعلمواهاالناس

( باب الكلام )

Syarat kalam ada 4 yaitu :
    1.    لــفـظ     =    Ucapan yang di keluarkan
    2.    مركب    =    Tersusun
    3.    مفيد    =    Memberikan pengertian
    4.    وضع    =    Dengan memakai bahasa arab

    Difinisi Lafaz :
اللفظ هو الصوط المشتمل على بعد الحروف الهجا ئية
    Lapaz ialah : suara yang mengandung atas sebagian hurup hija’iah. Contoh: زيــد
   
    Difinisi Murokkab :
المركب ماتركب من كلمتـين فأ كـثر
    Murakkab ialah : apa saja yang tersusun dari dua kata atau lebih. Contoh : قا م زيــد
       
    Difinisi Mufid :
المفيد ما أفادفا ئدة يحسن السكوت من المتكلم والسامع
    Mufid ialah : apa saja yang memberikan faedah/pengertian.
Contoh : زيــد قائم    
       
    Difinisi wad’i :
الوضع باللغة العربية / جعل اللفظ دليلا على المعنى
    Wad’i ialah : dengan menggunakan bahasa arab.             
Contoh : كلا م النائم    
Tidak dinamakan wad’I selain dari bahasa arab seperti bahasa ajam. Contoh :  الترك , البربر
Kemudian Kalam dibagi tiga :
    1.  إسم        =    kata benda
    2.  فعل        =    kata kerja
    3.  حرف     =    huruf

    Difinisi Isim :
الا سم هو كلمة دلت على معنى فى نفسها ولم تقترن بزمن وضعا
    Isim ialah kalimat yang menunjukkan arti pada dirinya sendiri dan tidak dikaitkan dengan masa. Contoh :
هـذ ، انا ، زيـد
    Yang dimaksud tidak berkaitan dengan masa disini adalah seperti
1.    Masa yang telah lewat yang di sebut Madhi (ماضى )
2.    Masa yang akan datang / masa sekarang yang di sebut Mudhore’  ( مضارع )
3.    Masa yang akan datang di sebut Amer ( أمر )

    Difinisi Pi’il :
الفعل هو كلمة دلت على معنى فى نفسها وقترنت بزمن وضع
    Pi’il ialah kalimat yang menunjukkan arti pada dirinya sendiri dan berkaitan dengan masa yang tiga ;
1.    Pi’il Madhi ialah pi’il yang menunjukkan masa yang sudah lewat, contoh نصر ( dia seorang laki-laki telah menolong )
2.    Pi’il Mudhore’ ialah pi’il yang menunjukkan arti masa sekarang dan masa yang akan datang, contoh ينصر ( dia seorang laki-laki akan menolong )
3.    pi’il Amer ialah pi’il yang menunjukkan perintah, contoh أنصر       ( tolonglah )

    Difinisi Huruf :
الحرف هو كلمة دلت معنى فى غير ها
    Huruf ialah kalimat yang menunjukkan arti pada lainnya, seperti      لم ، هـل ، إلى  dsb.

) علا مة الإسم أربعة (

Tanda kalimat isim ada empat, yaitu :
1.    Baris bawah, contoh : لمحمد
Setiap kalimat yang berbaris bawah di akhir kalimat dinamakan Isim.
2.    Berbaris dua/tanwin, contoh :  محمد
Setiap kalimat yang berbaris dua/tanwin baik dikala baris dua dapen atau baris dua atas maupun baris dua bawah di akhir kalimat dinamakan Isim.
3.    Adanya Alif Lam ( ال ) diawal kalimat, contoh : الحمد
Jadi setiap ada alif lam menunjukkan Isim.
4.    Adanya Huruf Jar yang sembilan, antara lain :
1).     من    =    من المدرسة    = dari madrasah
2).        إلى    =    إلى البيت    = ke rumah
3).        عن    =    عن ا بن    = dari bapak
4).        على    =    على الجدار    = di atas dinding
5).        فى    =    فى الغرفة    = di dalam kamar
6).        رب    =    رب قول    = terkadang ucapan
7).        ب    =    بسم الله     = dengan nama Allah
8).        كاف    =    كمحمد    = sepeti Muhammad
9).        لام    =    لزيد    = bagi Zaid
5.    Ditambah Isnad Ilaih ( اسناد اليه ), contoh : هم ، هو ، هى
Isnad Ilaih adalah Isim yang tidak punya tanda yang empat. Isand artinya orang, sedangkan Ilaih artinya tempat bersandar.
6.    Dan Huruf Qasam
وحروف القسم وهي من الجملة حروف الخفض واستعملت فى القسم
    Seperti :    1/    الواو    contoh    والله
        2/    الباء    contoh    وبالله
        3/    التاء    contoh    وتالله

PEMBAGIAN ISIM
Isim di tinjau dari segi umum dan khusus

Dibagi menjadi dua :
1)    IsimMa’rifat ( bersifat khusus ), contoh : المدرسة
2)    Isim Nakiroh ( besifat umum ), contoh : مدرسة

Cara membedakan antara Isim Ma’rifat dengan Isim Nakiroh :
    Kalau Isim Ma’rifat, apabila ada alif lam ( ال ) seperti المدرسة , kalimat madrosatu ini adalah ma’rifatnya dengan alif lam ( ال ).
    Kalau Isim Nakiroh, apabila tidak ada alif lam ( ال ), contoh : مدرسة , maka kalimat madrosatun ini nakiroh sebab tidak punya alif lam.
Kemudiam Isim Ma’rifat itu ada tujuh (7) yang tercantum di dalam sya’ir yang berbunyi :
ان المعارف سبعة فيها سهل  #  انا صالح ذامالفتى ابن يا رجل
1)    Ma’rifat dengan Isim Domir, seperti :
انا ، نحن ، انت ، انت ، انتما ، انتم ، انتن ، هو ، هي ، هما ، هم ، هن
    atau Isim Domir itu disebut juga dengan ungkapan اعرف الستة  sedangkan lafzul jalalah di sebut dengan  اعرف المعارف
2)    Ma’rifat dengan ‘Alamiah ( علمية ) = nama bagi manusia baik laki maupun perempuan, seperti :  محمد، بكر، فاتمة
3)    Ma’rifat dengan Isim Isyaroh ( الاسم الإشارة ) seperti :
هذ ، هذه ، هذان ، ذالك ، تلك ، هاؤلائ ، اولئك
4)    Ma’rifat dengan Isim Mausul ( الإسم الموصول ) seperti :
الذي ، الذان ، الذين ، التى ، التانى ، اللائ ، ما ، من
5)    Ma’rifat dengan Alif Lam ( ال ) atau setiap kalimat yang dimasuki dengan alif lam seperti : الحمد ، المدرسة ، البيت
6)    Ma’rifat dengan sebab Idofat, contoh : واقسامه , jadi  واقسامه  ini adalah ma’rifat dengan sebab idofat.
7)    Ma’rifat dengan Munada, seperti :  يا رجل


Isim di tinjau dari segi berubah dan tidaknya

Ada dua, yaitu :
1.    Ada yang Mu’rob ( berubah ), contohnya :
جاء محمد -  رايت محمد -  مررت بمحمد   
2.    Ada yang Mabni ( tetap ), contohnya    
جاء الفتى -  رايت الفتى -  مررت بالفتى

Kemudian Illat yang ada pada isim ada dua, yaitu:
1)    Alif ( ا) contoh : الفتى
2)    Ya’ ( ي) contoh: القا ضى

Cara untuk membedakan antara Illat alif dan Illat ya’ yang terdapat pada isim adalah:
    kalau berbaris atas sebelum huruf Illatnya adalah alif
    kalu berbaris bawah sebelim huruf Illatnya adlah ya’
    kalimat isim yang  ada huruf Illatnya diakhir dinamakan isim maksur.
    الفتى  Illatnya adalah alif, alif ini dinamakan alif “Lazimah”.
    القا ضى   Illatnya adalah ya’, ya’ ini dinamakan ya’ “Lazimah”.

TANDA PI’IL

Tanda pi’il ada empat :
1. قد    contonnya    قد افلح
2. سين    contonnya    سأقول
3. سوف    contonnya    سوف تعلمون
4. ت    contonnya    قالت
قد  adalah tanda pi’il dan masuk pada dua tempat, yaitu :
1.    Pada pi’il Madhi, contohnya :  قد كان
2.    Pada pi’il Mudhore’, contohnya :  قد يكون

قد  jika masuk pada pi’il madi namanya  للتحقيق
قد  jika masuk pada pi’il mudhore’ namanya  للتقليل

sedangkan kalau  سين  dan  سوف  sama-sama masuk pada pi’il mudhore’, contohnya :      سين    =  سأقول
      سوف  =    سوف تعلمون
سين  dengan  سوف  dinamakan huruf  Tanfiz  ( تـنفس  )

PEMBAGIAN PI’IL
   
Pi’il dibagi atas tiga bagian, yaitu :
1.    Pi’il Madi, contohnya :  قال ، فعل ، جلس ، منع
2.    Pi’il Mudhore’, contohnya :  يقول ، يفعل ، يجلس
3.    Pi’il Amer, contohnya :  قل ، إفعل ، اجلس

    Pi’il Madi adalah menunjukkan arti masa yang telah lewat. Seperti :  قال  = dia seorang laki-laki telah berkata.
             جلس = dia seorang laki-laki telah duduk.
    Pi’il Mudhore’ adalah menunjukkan masa sedang atau masa yang akan datang.
Seperti :  يقول  = dia seorang laki-laki sedang berbicara.
        يجلس  = dia seorang laki-laki sedang duduk.
    Pi’il Amer adalah menunjukkan tuntutan ( أمر )
Seperti :  قل    = katakanlah
        اجلس = duduklah


Pi’il Ditinjau Dari Segi Sohih Atau Tidaknya

Dibagi menjadi dua, Yaitu :
1.    Pi’il Sohih adalah pi’il yang tidak mempunyai huruf Illat. Contohnya :  حج ، فتح ، أكل ، منع
2.    Pi’il Mu’tal adalah pi’il yang mempunyai huruf Illat baik diawal, ditengah maupun diakhir. Contoh :
    Huruf yang mempunyai huruf di awal    =  وعد
    Huruf yang mempunyai huruf di tengah =  قال
    Huruf yang mempunyai huruf di akhir    =  رمى
Keterangan :
    Pi’il yang mempunyai huruf Illat di tengah dinamakan Mu’tallul ‘Ain dan nama lainnya Pi’il Ajwaf ( اجوف ), contohnya :  قال ، خاف ، طال
    Pi’il yang mempunyai huruf Illat di awal dinamakan Pi’il Mu’tallul Fa’ ( معتل الفاء ) dan nama lainnya Pi’il Misal ( مثال ) contoh :  وصف ، وجب ، وسلى ، وعد
    Pi’il yang mempunyai huruf Illat di akhir dinamakan Pi’il Mu’tallul Lam ( معتل الام ) dan nama lainnya Pi’il Naqis ( فعل الناقص ), contohnya :  غزا ، رمى

Perlu diketahui :
Kalau pi’il itu terdiri dari pi’il mu’tal fa’/pi’il madi itu mempunyai huruf Illat di awal kemudian huruf Illatnya itu memakai  واو  maka pada waktu mudore’nya wajib membuang huruf wau.
Contoh :    وجب  pi’il mudhore’nya berbunyi  يجب  dan masdarnya berbunyi  جبة ,  kaedahnya berbunyi :
قاعدته     : ووجب حرف الفاء ان كان واو يا فى المضارع والمصدر
“Wajib membuang huruf fa’ pi’il yang terdiri dari huruf wau pada waktu mudhore’ dan masdar”.

Illat yang ada pada pi’il ada tiga :
    Alif
    Ya
    Wau

Bacaan pi’il madhi ada dua, yaitu :
    Pi’il Madi Ma’lum gandengannya adalah pa’il dan maf'ul,   contoh :  ضرب زيد عمرا
    Pi’il Madi Majhul hanya mencari Naibul Pa’il, contoh :  قرأ زيد Adapun syarat pi’il majhul harus terdiri dari pi’il muta’addi.

Bentuk pi’il madi menurut fungsinya ada dua, yaitu :
    Lazim, dan
    Muta’addi.
Ciri pi’il Lazim :
    Apabila suatu pekerjaan dilakukan oleh semua anggota badan,  contoh :  خرج زيد  ( Zaid telah keluar )

Ciri pi’il muta’addi :
    Apabila suatu pekerjaan dilakukan oleh sebagian anggota badan dan mencari pa’il dan maf’ul, contoh :  ضرب زيد عمرا  ( Zaid memukul Amer )

( باب الإعراب )

I’rob adalah perubahan baris di akhir kalimat yang disebabkan oleh amil-amil yang masuk padanya, contoh :
    1)  جاء محمد    3)  مررت بمحمد
    2)  رايت محمدا    4)  لم ينصر
    Contoh pertama yaitu yang sedang berbaris dapen karena jatuh menjadi pa’il dari  جاء
وإعرابه. جاء محمد
    جاء فعل ماض مبني على الفتح لا محل له من الاعراب
    محمد فاعل مرفوعوعلامة رفعه ضمة ظاهرة فى آخره
    Kaedahnya berbunyi :
قاعدته     : إذا وقعة الإسم بعد فعل المعلوم فهو فاعل ولكل فاعل مرفوع
“Apabila isim itu jatuh setelah pi’il ma’lum maka kedudukannya manjadi pa’il, dan tiap-tiap pa’il itu adalah berbaris dapen.

    Contoh yang ke dua adalah sedang berbaris atas karna jatuh menjadi maf’ul dari  رأيت
وإعرابه. رايت محمدا
    رايت من رأى فعل ماض مبني على السكون لتصا له بضمير رفع متحرك. التاء فاعل مرفوعوعلامة رفعه ضمة ظاهرة فى آخره. محمدا مفعول به منصوب وعلا مة نصبه فتحة ظاهرة فى آخره
    Kaedahnya berbunyi :
قاعدته     : إذا وقع الإسم بعد فعل المتعدى فهو فاعل ومفعول 
    “Apabila isim itu jatuh setelah pi’il muta’addi maka kedudukannya manjadi pa’il dan maf’ul, dan tiap-tiap maf’ul adalah berbaris atas

    Contoh yang ke tiga adalah sedang berbaris bawah dengan huruf jar yaitu ba’  ( ب )
وإعرابه. مررت بمحمد
    مررت من مررفعل ماض مبني على السكون لتصا له بضمير رفع متحرك. التاء فاعل مرفوع وعلامة رفعه ضمة ظاهرة فى آخره. الباء حرف جر. محمد مجرور بالباء وعلا مة جره كسرة ظاهرة فى آخره. الجار والمجرور متعلق بمررت
    Contoh yang keempat adalah sedang berbaris mati dengan sebab masuknya huruf jazam yaitu  لم
وإعرابه. لم ينصر
    لم حرف نفي وجزم وقلب. ينصر فعل مضارع مجزوم بلم وعلا مة جزمه السكون وفاعله ضمير مستتر فيه جواز تقديره هو
   
I’rob ( اعراب  ) ada 4 yaitu :
1.    رفع    = مرفوع    = Baris dapen.
2.    نصب     = منصوب     = Baris atas.
3.    خفض    = جر     = Baris bawah.
4.    جزم     = مجزوم     = Baris Mati.

Dan perlu diketahui yang di maksud dengan amil adalah sesuatu yang dapat merubah keadaan baris akhir kalimat yang asalnya berbaris dapen bisa menjadi baris atas atau menjadi baris bawah. Jika baris bawah menjadi baris mati inilah yang dimaksud amil.
Contoh:
1.    قتل محمد    3.    مررت بمحمد
2.    قتلت محمدا    4.    الم نشرح


Baris-baris yang diterima isim dan pi’il:
a)    Baris yang diterima oleh isim ada tiga:
    Baris dapen, cotohnya : محمد
    Baris atas, contohnya :    رايت محمدا
    Baris bawah, contohnya : بمحمد 
b)    Baris yang diterima oleh Pi’il ada tiga:
    Baris dapen, cohnya : ينصر
    Baris atas, contohnya : لن ينصر  
    Baris mati, contohnya : لم ينصر

Tanda ropak  ada empat :   
1.    الضمة     ( Baris Dapen )
2.    الواو    ( Baris Yang Memakai Wau )
3.    الالف    ( Baris Yang Memakai Alif )
4.    النون    ( Baris Yang Memakai Nun )

    (الضمة ) Dommah dipergunakan menjadi tanda baris dapen pada empat tempat, yaitu:
1.    Pada Isim Mufrad, contohnya: جاء بكر
واعرابه :  جاء بكر
جاء فعل ماض مبني على الفتح لا محل له من الاعراب
بكر فاعل مرفوع وعلامة رفعه ضمة ظاهرة فى آخره
Yang dimaksud dengan isim mufrad adalah:
ما ليس مثنى ولا مجموعا ولا ملحقا بهما ولا من الأ سماء الخمسة.
Artinya:    Isim yang bukan tasniah dan bukan jama’ dan tidak serupa dengan keduanya dan tidak pula terdiri dari isim lima.
2.    Pada Jama’ taksir, contohnya:  قرأ الرجال
واعرابه :  قرأ الرجال
قرأ فعل ماض مبني على الفتح لا محل له من الاعراب
الرجال فاعل مرفوع وعلامة رفعه ضمة ظاهرة فى آخره
Yang dimaksud dengan Jama’ Taksir ialah :
جمع التكثير: ما تغير عن بناء مفرده
    Jama’ Taksir yaitu apa saja yang berubah dari bentuk mufradnya.
3.    Pada Jama’ Mu’annasissalim, contohnya:  جائت الهندات
واعرابه : جائت الهندات
    جائت فعل ماض مبني على الفتح لا محل لها من الاعراب. التاء علامة التأنيث.الهندات فاعل مرفوعوعلامة رفعه ضمة ظاهرة فى آخره
    Yang dimaksud dengan Jama’ Mu’annasissalim ialah :
جمع مؤنث السالم : ما جمع بألف وتاء مزيد تين فى آخره
    Jama’ Mu’annasissalim ialah jama’ yang ditambah alif dan ta’ pada akhirnya.
4.    Pada Pi’il Mudhari’ yang tidak ada huruf Illat di akhirnya, 
contoh : ينصر
واعرابه : ينصر فعل مضارع مرفوع لتجرده عن الناصب والجازم وعلامة رفعه ضمة ظاهرة فى آخره وفا عله ضمير مستتر فيه جوازا تقديره هو 
    Yang dimaksud dengan Pi’il Mudhore’ :
فعل مضارع : مادل على حدث يقبل الحال والإستقبال
    Pi’il Mudhore’ ialah pi’il yang menunjukkan arti masa sekarang dan akan datang.

    الواو) ( Wau dipergunakan menjadi tanda baris dapen pada dua tempat, yaitu :
    Jama’ Muzakkarissalim, dan
    Isim Lima.
1.    Jama’ Muzakkarissalim, yaitu :
اللفظ الدال على الجمعية بواو ونون فىحالة الرفع وياء ونون فى حالة النصب والجر
    Jama’ Muzakkarissalim adalah jama’ yang ditambah pada akhirnya wau dan nun dikala dia rofa’, dan ditambah dengan ya' dannun sewaktu berbaris atas dan bawah.
    Contoh :  جاء محمدون
واعرابه : جاء فعل ماض مبني على الفتح لا محل له من الاعراب
    محمدون فاعل مرفوع وعلامة رفعه الواو نيا بة عن الضمة لأنه جمع المذكر السالم. النون عوض عن التنوين فى الإسم المفرد
       Jama’ Muzakkarissalim dikala dia baris atas dan baris bawah ditambah ya’ dan nun. Adapun tandanya baris atas dan bawah memakai ya’. 
    Contoh pada waktu berbaris atas :  رأيت محمدين
واعرابه : رايت من رأى فعل ماض مبني على السكون لتصا له بضمير رفع متحرك. التاء ضمير بارز متصل مبني على الضم فى محل رفع فاعل.
    محمدين مفعول به منصوب وعلامة نصبه وعلامة نصبه فتحة ظاهرة فى آخره. الياء المكصورما قبلها المفتوح ما بعدها نيا بة لأ نه جمع المذكرالسالم.
    Contoh pada waktu berbaris bawah :مررت بمحمدين 
واعرابه : مررت من مرر فعل ماض مبني على السكون لتصا له بضمير رفع متحرك. التاء ضمير بارز متصل مبني على الضم فى محل رفع فاعل. الباء حرف جر. محمدين مجرور باالباء وعلامة جره كسرة ظاهرة فى آخره. الياء المكصور ما قبلها المفتوح ما بعدها نيابة عن الكسرة لأ نه المذكرالسالم.
2.    Isim Lima, yaitu :
الأسماء الخمسة : كما اتت فى خمسة الاسماء. اب اخ وفو وذوجرى. كل مضاف مفرد مكبر
    Demikian pula pada isim lima seperti :  اب اخ وفو  dan  وذو  sambil di idofatkan kepada bentuk mufrad, seperti :  جاء اخوك
واعرابه : جاء فعل ماض مبني على الفتح لا محل له من الاعراب. اخو فاعل مرفوع وعلامة رفعه الواو نيا بة عن الضمة لأنه لأنه من الاسماء الخمسة. اخو مضاف الكاف ضمير بارز متصل مبني على الفتح فى محل جر مضاف اليه
    ( الف ) Alif dipergunakan menjadi tanda baris depan pada satu tempat, yaitu : Pada Isim Tasniah, Contoh:   جاء محمدان
واعرابه : جاء فعل ماض مبني على الفتح لا محل له من الاعراب.محمدان فاعل نرفوع وعلا نة رفعه الأ لف نيابة عن الضنة لأ نه مثنى. النون عوض عن التنوين فى الا سم المفرد
Yang dimaksud dengan isim tasniah adalah:
اسم التثنية : مادل على اثنين با لالف والنون يفى حا لة الرفع فياء ونون فى حالة النصب وا لجر
Isim Tasniah yaitu: apa yang di tambahkan alif dan nun pada waktu ropa’ dan di tambahkan wau dan nun pada waktu nasab dan jar.
Contoh dikala ropa’ :جلس محمدان
واعرابه : جلس فعل ماض مبني على الفتح لا محل له من الاعراب. محمدان فاعل نرفوع وعلا نة رفعه الأ لف نيابة عن الضنة لأ نه مثنى. النون عوض عن التنوين فى الا سم المفرد.
    Contoh dikala jar:  لمحمدين
واعرابه : اللام حرف جر. محمدين با للام وعلامة جره الياء المفتوح ما قبلها والمكسور ما بعدها نيا بة عن الكسرة لانه مثنى. والنون عوض عن التنوين فى الا سم المفرد
    Contoh dikala nasab: رايت محمدين
واعرابه : رايت من رأى فعل ماض مبني على السكون لتصا له بضمير رفع متحرك. التاء ضمير بارز متصل مبني على الضم فى محل رفع فاعل. محمدين مفعول به منصوب وعلى مة نصبه الياء المفتوح ما قبلها والمكسور ما بعدها نيا بة عن الكسرة لانه مثنى. والنون عوض عن التنوين فى الا سم المفرد.
Tanda nasab ada lima, yaitu:
1.    Fathah ( فتحة ), contoh :    رايت زيدا
2.    Alif ( الف ), contoh: رايت اباك
3.    Kasroh ( كسرة ), contoh: رايت الهندات 
4.    Ya’ ( ياء ), contoh: زيدين  رايت
5.    Buang Nun ( حذف النون ), contoh:  لن يضر بوا

    Fathah di pergunakan menjadi tanda baris atas pada tiga tempat, yaitu:
1.    Isim Mufrad, contoh: قرئت محمدا
واعرابه : قرئت قرء فعل ماض مبني على السكون لتصا له بضمير رفع متحرك. التاء ضمير بارز متصل مبني على الضم فى محل رفع فاعل. محمدا مفعول به منصوب وعلا مة نصبه فتجة ظا هرةفى اخره.
2.    Jama’ Taksir, contoh: قرئت الدفا تر
واعرابه : قرئت قرء فعل ماض مبني على السكون لتصا له بضمير رفع متحرك. التاء ضمير بارز متصل مبني على الضم فى محل رفع فاعل. الدفا تر مفعول به منصوب وعلا مة نصبه فتجة ظا هرةفى اخره.

3.    Pi’il Mudhari’ Yang Yang Dimasuki Oleh Amil Nasab   
contoh: لن ينصر
 واعرابه : لن حرف نفىونصب واستقبال. ينصر فعل مضارع منصوب بلن وعلا مة نصبه فتجة ظا هرةفى اخره. وفا عله ضمير مستتر فيه جوازا تقديره هو.
        * Peringatan*
Pi’il Mudhari’ baru berbaris atas dengan fathah apabila tidak mempunyai huruf Illat diakhirnya.

Pi’il Mudhari’ itu berbaris atas dengan syarat harus didahului oleh huruf nasab, seperti:
                    ان.لن.اذا.كى.لام كى.لام الجهود.حتى.الجواب بالفاء.الواو.واو
Fungsi huruf nasab adalah untuk membaris ataskan Pi’il mudhari’ yanf shohihul akhir, dan lebih jelas lagi akan dibahas pada bab berikutnya.
    Alif diperguakan menjadi tanda baris atas pada isim lima,    
contoh: رايت اباك
واعرابه : رايت من رأى فعل ماض مبني على السكون لتصا له بضمير رفع متحرك. التاء ضمير بارز متصل مبني على الضم فى محل رفع فاعل. ابا مفعول به منصوب وعلا مة نصبه الأ لف نيا بة عن الفتحة لأ نه من الأ سماء الخمسة. ابا مضاف الكاف مضاف إليه.

قال النا ظم : واجعل لنصب خمسة الأسماء با لأ لف.
“Dan hendaklah kamu membaris ataskan isim lima dengan  alif”.

    Kemudian Ya’ dipergunakan menjadi tanda baris atas pada dua tempat, yaitu:
1.    Pada Isim Tasniah, contoh : رايت محمدين
واعرابه : رايت من رأى فعل ماض مبني على السكون لتصا له بضمير رفع متحرك. التاء ضمير بارز متصل مبني على الضم فى محل رفع فاعل. محمدين مفعول به منصوب وعلى مة نصبه الياء المفتوح ما قبلها والمكسور ما بعدها نيا بة عن الفتحة لانه مثنى. والنون عوض عن التنوين فى الا سم المفرد.
2.    Pada Jama’ Mudzakkarissalim, contoh : رايت محمدين
واعرابه : رايت من رأى فعل ماض مبني على السكون لتصا له بضمير رفع متحرك. التاء ضمير بارز متصل مبني على الضم فى محل رفع فاعل محمدين مفعول به منصوب وعلى مة نصبه الياء المكسورما قبلها والمفتوح ما بعدها نيا بة عن الفتحة لانه جمع المذكر السا لم. والنون عوض عن التنوين فى الا سم المفرد.
* Perlu diketahui oleh para pembaca *
Bahwa perbedaan antara Isim Tasniah dan Jama’ Mudzakkarissalim pada waktu nasab (berbaris atas) dan pada waktu jar (berbaris bawah) adalah :
    Kalau Isim Tasniah berbaris atas sebelum Ya’ dan berbaris wah sesudah Ya’.  ( المفتوح ما قبلها والمكسور ما بعدها )
    contoh : رايت محمدين
    Sedang Jama’ Mudzakkarissalim beraris bwah sebelum Ya’ dan berbaris atas sesudah Ya’. ( المكسورما قبلهاو المفتوح ما بعدها )
    contoh : رايت محمدين

    Kemudian kasroh dipergunakan menjadi tanda baris atas/nasab pada satu tempat, yaitu pada Jama’ Mu’annasisslim.
Contoh: رايت الهندا ت
واعرابه : رايت من رأى فعل ماض مبني على السكون لتصا له بضمير رفع متحرك. التاء ضمير بارز متصل مبني على الضم فى محل رفع فاعل. الهندات مفعول به منصوب وعلا مة نصبه الكسرة نيا بة عن الفتحة لأ نه جمع المؤ نث السالم.
Yang di maksud dengan Jama’ Mu’annasisslim adalah :
جمع المؤ نث السالم هو ما جمع بأ لف وتاء فى أخره.
Jama’ Mu’annasisslim adalah: apa saja yang di Jama’kan dengan menambahkan Alif dan Ta’ diakhirnya.

    Kemudian Buang Nun dipergunakan menjadi tanda baris atas pada satu tempat, yaitu :
    Pada Pi’il Lima yang dimasuki oleh ‘Amil Nasab.
Contoh:  بنصران   menjadi   لن ينصر
Contoh diatas adalah Pi’il Lima yang dimasuki oleh satu amil nasab yaitu:  لن .  Adapun timbangan Pi’il Lima ada lima Yaitu:
يفعلان  تفعلان  يفعلون  تفعلون  تفعلين
dan Pi’il Lima akan berbaris atas dengan membuang huruf nun apabila dimasuki oleh huruf nasab. Adapun huruf nasab itu ada 10, yaitu:                     
        ( ان.لن.اذا.كى.لام كى.لام الجهود.حتى.الجواب بالفاء.الواو.واو  )

Pi’il Lima mempunyai dua nama, yaitu:
    افعا ل الخمسة
    امثلة الخمسة

Disebut افعال الخمسة karena banyak timbangannya ada lima dan disebut امثلة الخمسة karena di lihat dari segi bisa dikias.
Adapun bunyi I’rob Pi’il Lima yang dimasuki oleh amil nasab adalah: لن تفعلوا
واعرابه : لن حرف نفىونصب واستقبال. تفعلوا فعل مضا رع منصوب وعلا مة نصبه حذف النون نيا بة عن الفتحة لأنه من الأفعال الخمسة. الواو واو الجما عة فرقة بين واو الجما عة بواو الكلمة.


( علا مة الخفض ثلاثة وهي الكسرة والياء والفتحة )

Adapun tanda baris bawah  ada tiga, yaitu :
1.    Kasroh ( baris bawah )
2.    Ya’
3.    Fathah (baris atas )

    Kasroh dipergunakan menjadi tanda baris bawah pada tiga tempat, yaitu :
1.    Pada Isim Mufrad, contohnya : مررت بمحمد
واعرابه : مررت من مررفعل ماض مبني على السكون لتصا له بضمير رفع متحرك. التاء ضمير بارز متصل مبني على الضم فى محل رفع فاعل. الباء حرف جر. محمد مجرور بالباء وعلامة جره كسرة ظاهرة فى أخره الجار والمجرور متعلق بمرر.
2.    Pada Jama’ Taksir Munsharif, contoh: مررت بالرجل
واعرابه : مررت من مررفعل ماض مبني على السكون لتصا له بضمير رفع متحرك. التاء ضمير بارز متصل مبني على الضم فى محل رفع فاعل. الباء حرف جر. الرجل مجرور بالباء وعلامة جره كسرة ظاهرة فى أخره الجار والمجرور متعلق بمرر.
3.    Pada Jama’ Mu’annasissalim, contoh: مررت بالهندات
واعرابه : مررت من مررفعل ماض مبني على السكون لتصا له بضمير رفع متحرك. التاء ضمير بارز متصل مبني على الضم فى محل رفع فاعل. الباء حرف جر. الهندات مجرور بالباء وعلامة جره كسرة ظاهرة فى أخره الجار والمجرور متعلق بمرر.

    Ya’ dipegunakan menjadi tanda baris bawah pada tiga tempat, yaitu :
1.    Pada Isim Tasniah, contoh: اكلت بمحمدين
واعرابه : اكلت فعل ماض مبني على السكون لتصا له بضمير رفع متحرك. التاء ضمير بارز متصل مبني على الضم فى محل رفع فاعل. الباء حرف جر.  محمدين مجرور بالباء وعلامة جره الياء المفتوح ما قبلها والمكسور ما بعدها نيا بة عن الكسرة لانه مثنى. والنون عوض عن التنوين فى الا سم المفرد.
2.    Pada Jama’ Mudzakkarissalim, contoh: اكلت بمحمدين
واعرابه : اكلت فعل ماض مبني على السكون لتصا له بضمير رفع متحرك. التاء ضمير بارز متصل مبني على الضم فى محل رفع فاعل. الباء حرف جر.  محمدين مجرور بالباء وعلامة جره الياء المكسور ما قبلها و المفتوح ما بعدها نيا بة عن الكسرة لانه جمع المذكرالسالم. والنون عوض عن التنوين فى الا سم المفرد.
3.    Pada Isim Lima, contoh:   مررت بأبيك
واعرابه : مررت من مررفعل ماض مبني على السكون لتصا له بضمير رفع متحرك. التاء ضمير بارز متصل مبني على الضم فى محل رفع فاعل. الباء حرف جر. ابى مجرور بالباء وعلامة جره الياء نيا بة عن الكسرة لأنه من الأسماء الخمسة, ابى مضاف الكاف ضمير بارز متصل مبني على الفتحة فى محل جر مضاف إليه.
Baris bawahkanlah setiap isim / lafaz yang di baris bawahkan dengan ya’ dan begitu juga pada isim lima.

    Fathah  dipergunakan menjadi tanda baris bawah pada satu tempat yaitu : Pada Isim yang tidak menerima tanwin. Contoh : مررت باحمد                     
Isim yang Ghairu Munshorif disyaratkan supaya mempunyai satu atau dua Illat. Terkumpul dalam syair yang mengatakan :
قال الشاعر :
    اجمع وزن عادلا انث بمعرفة  #  ركب وزد عجمة فل وصف قد كمل
Jadi maksud sya’ir ini menerangkan Illat yang ada pada isim yang ghairu munshorif atau isim yang tidak bertanwin.

Dan adapun Illat yang ada pada isim yang ghairu munshorif
 ( غير المنصرف ) ada 9, yaitu :
1)    Segat Muntahal Jumu’, yaitu isim yang tidak bisa dijamakkan lagi dan setimbang dengan kalimat :  مفا عل - مفا عيل
    Contoh :  فى مسا جد
واعرابه : فى مسا جد
فى حرف جر. مساجد مجرور بفى وعلامة جره فتحة نيابة هن الكسرة لانه اسم الذى لاينصرف
2)    Waznul Fi’li ( وزن الفعل ) yaitu pada isim yang seimbang pada pi’il seperti :  أفعل . contoh :  احمر
واعرابه : باحمر. الباء حرف جر. احمر احمر وعلامة جره فتحة نيابة هن الكسرة لانه اسم الذى لاينصرف المانعة له من الصرف علتان فرعيتان العلة ترجع الى المعنى وهى وصفية العلة الثانى ترجع الى المعنى وهى وزن الفعل 
3)    ‘Udul ( عدل ) yaitu kalimat isim yang berubah dari bentuk aslinya seperti : عمر asalnya عامر . Contoh : من عمر
واعرابه : من حرف جر. عمر مجرور بمن زافر وعلامة جره فتحة نيابة هن الكسرة لانه اسم الذى لاينصرف المانعة له
4)     Ta’nis ( تئنيث ) yaitu kalimat isim yang menunjukka nama atau untuk wanita seperti : عن عائشة
واعرابه : عن حرف جر. عائشة مجروربعن وعلامة جره فتحة نيابة هن الكسرة لانه اسم الذى لاينصرف المانعة له
5)    ‘Alamiah ( علمية ) yaitu kalimat isim yang menunjukka nama untuk berakal atau tidak berakal, contohnya : هريرة، مكة 
واعرابه : فى مكة
     فى  حرف جر. مكة مجرور بفى وعلامة جره فتحة نيابة هن الكسرة لانه اسم الذى لاينصرف المانعة له علتان فرعيتان العلة  الاولى علمية و التئنيث
6)    Tarkib ( تركيب ) yaitu kalimat isim yang terdiri dari dua buah kalimat tapi di anggap satu kalimat, seperti : حضر موت
واعرابه : حضر فعل ماض مبني على الفتح لا محل لها من الاعراب. موت مبني على الفتح فى محل رفع فاعل 
7)    Ziadatul Alif  ( زيادة الالف ) yaitu kalimat isim yang di akhirnya ada alif dan nun tapi menunjukkan isim tasniah, seperti : عثمان
واعرابه لعثمان : اللام حرف جر. عثمان مجرور باللام وعلامة جره فتحة نيابة هن الكسرة لانه اسم الذى لاينصرف المانعة له علتان فرعيتان العلة  الاولى علمية والالف
8)    ‘Ajamiah ( عجمية ) yaitu kalimat isim yang menunjukkan bukan berasal dari bahasa arab, seperti : آدم
واعرابه لآدم : اللام حرف جر. آدم مجرور باللام وعلامة جره فتحة نيابة هن الكسرة لانه اسم الذى لاينصرف المانعة له علتان فرعيتان العلة  الاولى علمية والثانى عجمية
9)    Wasfiah ( وصفية ) yaitu kalimat isim yang menunjukkan arti sifat atau warna, seperti : احمر
واعرابه :



( وامالجزم علامتان وهى السكون والحرف )

Tanda Jazam ada dua, yaitu :
1.     Sukun atau baris mati ( سكون )
2.    Buang    a. Huruf Illat ( حزف حرف العلة )
    b. Huruf Nun ( حزف النون )

    Sukun dipergunakan menjadi tanda baris mati pada pi’il mudhore’yang sohihul akhir, contoh :
    ينصر masukkan amil jazam yaitu لم maka bunyinya لم ينصر
ينصر ini adalah pi’il mudhore’ yang sohihul akhir, artinya tidal mempunyai huruf Illat di akhirnya maka dalam hal ini adalah tanda baris mati memakai sukun/baris mati.
واعرابه : لم ينصر. لم  حرف نفى وجزم زقلب. ينصر فعل مضارع مجزوم بلم وعلامة جزمه السكون وفاعله ضمير مستتر جوازا تقديره هو.

    Buang di pergunakan menjadi tanda baris mati pada dua tempat, yaitu:
1.    Pada Pi’il Mudhore’ yang mempunyai huruf Illat di akhirnya, maka tanda baris mati adalah dengan membuang huruf Illatnya, contoh;
يرمى  masukkan amil jazam  لم  maka bunyinya  لم يرمى .
واعرابه : لم ينصر. لم  حرف نفى وجزم زقلب. يرمى فعل مضارع مجزوم بلم وعلامة جزمه حذف حرف العلة.

2.    Pada Pi’il Lima (يفعلان  تفعلان  يفعلون  تفعلون  تفعلين  ), tanda baris matinya adalah dengan membuang huruf nun, contoh:
يفعلان  masukkan amil jazam  لم  maka bunyinya  لم يفعلا
واعرابه : لم ينصر. لم  حرف نفى وجزم زقلب. يفعلا فعل مضارع مجزوم بلم وعلامة حذف النون لأنه من الأفعال الخمسة والألف فاعل.




( فصل )

Perubahan ada dua, taitu:
1.    Perubahan yang memakai harokat, yaitu:
    Isim Mufrad, contoh: كتب محمد
    Jama’ Taksir, contoh:   رايت الرجال
    Jama’ Mu’annasissalim, contoh: مررت بالهندات
    Pi’il Mudhore’ yang tidakberhubungan dengan alif tasniah, waul jama’ah dan ya’ mu’anassatil mukhotobah, contoh:  لم يلد
2.    Perubahan yang memakai huruf, yaitu:
    Isim Tasniah, contoh: جاء محمدان
    Jama’ Muzakkarissalim, contoh: رايت محمدين
    Isim Lima, contoh:  رايت اخاك
    Pi’il Lima, contoh: يفعلان  تفعلان  يفعلون  تفعلون  تفعلين




( با ب الأفعال )

Pi’il ada tiga, yaitu:
1.    Pi’il Madi, difinisinya :
وهو مادل على حدث مضى وانقضى.
    Pi’il Madi adalah pi’il yang menunjukkan atas masa yang telah lewat.
Tandanya adalah berbaris atas di akhirnya dan bisa di masuki oleh Ta’ ta’nis, contoh: 
نصر    masukkan ta’ ta’nis menjadi    نصرت
جلس    masukkan ta’ ta’nis menjadi    جلست
فتح    masukkan ta’ ta’nis menjadi    فتحت
2.    Pi’il Mudhore’, difinisinya:
وهو مادل على حدث يقبل الحال والاستقبال.
    Pi’il Mudhore’ adalah pi’il yang menunjukkan masa sekarang dan akan datang.
    Tandanya adalah berbaris dapen akhirnya dan bisa di masuki oleh sin سين))  dan saupa (سوف), contoh:
يضرب     masukkan sin سين))  atau saupa (سوف) menjadi سيضرب atau سوف يضرب
    Adapun cara membuat pi’il mudhore’ adalah dengan menambahkan huruf mudhora’ah pada awal pi’il madi. Dan huruf mudhora’ah ada empat, yaitu: ا  ن  ي  ت  terkumpul dalam lafaz  انيت . contoh: نصر menjadi انصر
    نصر menjadi    ننصر
    نصر menjadi    ينصر
    نصر menjadi    تنصر   
3.    Pi’il Amr, difinisinya:
وهو دل على حدث عى المستقبل
Pi’il Amr adalah pi’il yang menunjukkan masa yang akan datang.

 Tandanya adalah berbaris mati akhirnya dan bisa di masuki oleh ya’ mu’annsatil mukhotobah.
Contoh:    اضرب
    اضربى

Amil-amil yang masuk pada pi’il amr ada dua, yaitu:
    Amil Nasab.
    Amil Jazam.

    Amil nasab yang masuk pada pi’il mudorek ada sepuluh seperti:
ان لن إذا كى لام كى لام الجهو د حتى الجواب بلفاء والواو واو
Tapi yang langsung menasabkan pi’il mudore’ itu ada empat yaitu:
    ان  seperti  ان يعجبك قرا ئتك bacaan mu mengaget kan
    لن  seperti لن يفلم من كسل orang malas takkan bahagia
    اذا  seperti اذن اكر مك  aku meng hormati mu
    اذن adalah khusus menjawab perkataan orang
    كي seperti جئتك ليتعلمنى  aku datang kepada mu supaya engkau mau mengajar ku atau contoh lain ;جئت لكي اقرا dan yang tidak langsung menasab kan pi’il mudorek ada enam yaitu;
    لام كي seperti;لتبين لنا س /لان تبين لنا س
    لام الجهو د yaitu kalimatyang di napikan dan harus di dahului oleh ما كا ن ,  seperti ما كان لله ليعذ بهم atau لم يكن
    حتى yang berarti الى = sampai contoh اطلب العلم حتى تأتيك الموت   
    والجواب بالفاء atau nama lain nya:فاءالسببية  dan jatuh setelah tuntutan atau pi’il amer seperti:أقبل فاحسن إليك  (berbuat baik lah sebab aku akn berbuat baik pada mu).
    فاءالسببية yang jatuh setelah napi seperti:
لاينبغى عليك ان تكسل فى مطالعة
    الواو nama lain nya واو المعية setelah tuntutan atu Pi’il amer contoh:  لاترم علما وتترك اتعب
    واو المعية  yang jatuh setelah napi seperti:لايكو ن الطا لب نا هيا عن منكر وتأتي مثله
    او dengan arti إلى (sampai).Seperti لاطلبن العلم اواعلم العلوم الدينية(sesungguh nya aku akan menuntut ilmu sampai aku menguasai ilmu agama)
    او yang berarti إلا ( kecuali).Seperti لاحقر نك اوتأ تي ما يلزم عليك   (aku akan menghina mu kecuali kalau kamu membiasakan pekerjaan yang sudah menjadi tugas mu).
قال الناظم : فا نصب بعشروهي ان،  لن،  إذا،  كى،  لام كى،  لام الجهود،  حتى، الجواب بلفاء،  والواو،  واو
Artinya : nasab kanlah pi’il mudorek itu dengan hurup nasab yang banyak nya sepuluh:
 (ان، لن، إذا، كى، لام كى، لام الجهود، حتى، الجواب بلفاء، والواو، واو  )
Karena sudah sepakat ahli nahu.
الفاء به جوابا بعد نفى او طلب  #  كلا ترم علما وتترك التعب
Pa’ itu menjawab sesudah kalimat manfi atau jawab amer atau nahi. Maka janganlah kamu menjari ilmu dengan meninggalkan kelelahan.
    Kemudian Amil Jazam yang masuk pada Piil Mudhore’ada 18 (delapan belas), yaitu:
( لم  لما  الم الما  لام الأمروالدعاء  لام فى النهىوالدعاء  إن  ما  من  مهما  إذما  واي  ومتى  أيان  أين  أنى  حيثما  كيفما  إذن فى الشعرخاصة) 
Huruf jazam yang langsung menjazamkan Piil Mudhore’ atau yang menjazamkan satu Piil ada 6, yatiu:
    لم   adalah huruf nafi, cotnoh:
    لما  yang berarti belum, contoh:
    الم  yang didahului oleh hamzah istifham, contoh:
    الما  yang didahului oleh hamzah istifham, contoh:
    لام الأمر contoh: لينفق ذوسعة dan لام الدعاء adalah lamul ‘amri yaitu: permintaan yang lebih tinggi kepada yang lebih rendah, seperti: ليقضى علينا ربك
    لام النهى contoh: لايقم dan لام الدعاء adalah permintaan orang yang lebih rendah kepada yang lebih tinggi, contoh:ربنا لاتؤاخذنا

Kemudian yang menjazamkan ada dua belas (12) dan yang pertama dinamakan Piil Syarat sedangkan yang kedua dinamakan Jawab syarat.
⊛    إن adalah huruf yang menjazamkan dua piil, yang pertama namanya piil syarat dan kedua jawab syarat, contoh:
إن يقم زيد يقم عمر
⊛    ما adalah isim syarat yang menjazamkan dua piil, yang pertama namanya piil syarat dan kedua jawab syarat, contoh:
ما تفعل أفعل
⊛    من adalah isim syarat yang menjazamkan dua piil, yang pertama namanya piil syarat dan kedua jawab syarat, contoh:
من يقم أقم معه
⊛    مهما adalah isim syarat yang menjazamkan dua piil, yang pertama namanya piil syarat dan kedua jawab syarat, contoh:
مهما تفعل أفعل
⊛    إذما adalah huruf mitsal yang menjazamkan dua piil, yang pertama namanya piil syarat dan kedua jawab syarat, contoh:
إذما يقم زيد يقم عمر
⊛    أي adalah isim syarat yang menjazamkan dua piil, yang pertama namanya piil syarat dan kedua jawab syarat, contoh:
أيا تنصر أنصر

⊛    متى adalah isim syarat yang menjazamkan dua piil, yang pertama namanya piil syarat dan kedua jawab syarat, contoh:
متى تاكل آكل
⊛    أيان adalah isim syarat yang menjazamkan dua piil, yang pertama namanya piil syarat dan kedua jawab syarat, contoh:

⊛    اين adalah isim syarat yang menjazamkan dua piil, yang pertama namanya piil syarat dan kedua jawab syarat, contoh:
اينما تنزل أنزل
⊛    أنى adalah isim syarat yang menjazamkan dua piil, yang pertama namanya piil syarat dan kedua jawab syarat, contoh:
أنى تستقم تربح
⊛    حيثما adalah isim syarat yang menjazamkan dua piil, yang pertama namanya piil syarat dan kedua jawab syarat, contoh:
حيثما تستقم يقدر لك الله
⊛    كيفما adalah isim syarat yang menjazamkan dua piil, yang pertama namanya piil syarat dan kedua jawab syarat, contoh:
كيفما تجلس أجلس
⊛    إذا adalah isim syarat yang menjazamkan dua piil, yang pertama namanya piil syarat dan kedua jawab syarat, contoh:
وإذا تصبك خصاصةفتحمل
(Jika datang kepadamu kesusahan maka kamu harus bertahan)
قال الناظم : وجزمه بلم ولما قدوجب  #   ولاولم دلتا على الطلب
Jazamkanlah dengan لم dan لما dan لا yang menunjukkan tuntutan.
كذاك إن وما ومن وإذما  #   أي متى أيان أين مهما
Demikian pula lafaz, إن  ما  من  إذما اي متى أيان أين مهما   
وحيثما وكيفما أو أنى     #   كإن يقم زيد وعمر وقمنا
Danحيثما كيفما أنى   seperti كإن يقم زيد وعمر وقمنا ( kalau Zaid dan Amer berdiri kita pun berdiri )
وجزم بإن بها قد الهقا  #  فعلين لفظا او محلا مطلقا
Dan jazamkanlah dengan إن dan ما mutlak kepada dua piil baik lafaz atau mahalnya.

Kesimpulan :

    Amil Nasab kalau masuk pada pi’il mudhore’ maka akhir pi’il mudhore’ berbaris atas. Contohnya لن يكتب dan kaedahnya berbunyi:
قاعدته     :اذا وقعة الفعل بعد احد حروف النواصب فهو منصوب
Apabila pi’il jatuh setelah huruf nasob maka dia adalah berbaris atas.
    Amil Jazam kalau masuk pada pi’il mudhore’ maka akhir pi’il mudhore’ berbaris mati. Contoh  لم يكتب  kaedahnya berbunyi :
قاعدته     : اذا وقعة الفعل بعد احد حروف الجوازم فهو مجزوم
Apabila ada pi’il jatuh setelah huruf jazammaka dia adalah baris mati.

( با ب مرفوعات الأسماء )

Isim-isim yang berbaris dapen ada tujuh :
1. Pa’il ( فاعل ) contohnya    :     جاء محمد
    جاء محمدان  
    جاء محمد ون
2. Naibul Pa’il ( نائب الفاعل ) contohnya :    خلق محمد
    خلق محمدان
    خلق محمدون
3. Mubtadak ( مبتدأ ) contohnya :    محمد قا ئم
    محمد قا ئمان
    محمد قا ئمون
4. Khobar ( خبر ) contohnya :    محمدون قائمون
    {  محمدون قائم - محمدون قا ئمان - محمدون قائمون  } خبر   
5. Ism Kana ( اسم كان ) contohnya :    كان محمد قائما
    كان محمدون قائمين
    كان محمدان قائمون
6. Khobar Inna ( خبر ان ) contohnya :    ان محمدا قائم
    ان محمد ين قائمون
    ان محمد ين قائمان
7. Tabi’u Lilmarfu’ ( التا بع للمرفوع ) yang mengikuti kepada baris dapen seperti :
النعت والعتف والتوكيد والبدل.


( باب الفاعل )

الفاعل هو الإسم المرفوع المذكور قبله فعله
Pa’il ialah isim yang baris dapen yang jatuh setelah pi’il,
contoh : قام زيد
وإعرابه: قام فعل ماض مبني على الفتح لا محل له من الاعراب
    زيد فاعل مرفوعوعلامة رفعه ضمة ظاهرة فى آخره

Kemudian pa’il dibagi menjadi dua (2), yaitu :
1.    Pa’il yang memakai isim zohir, seperti : هند ، فاطمة ، بكر، زيد ، محمد
وإعرابه: جلس زيد. جلس فعل ماض مبني على الفتح لا محل له من الاعراب
    زيد فاعل مرفوعوعلامة رفعه ضمة ظاهرة فى آخره
  
2.    Pa’il yang memakai isim domir, contoh : قلت ، قلت ، وقلنا ، رايت محمدا
وإعرابه: رايت من رأى فعل ماض مبني على السكون لتصا له بضمير رفع متحرك. التاء فاعل مرفوعوعلامة رفعه ضمة ظاهرة فى آخره. محمدا مفعول به منصوب وعلا مة نصبه
Adapun isim domir yang jatuh jadi pa’il kalau berhubungan dengan pi’il ada 12, yaitu :
ت ، نا ، ت ، ت ، تما ، تم ، تن ، ا ، و ، ن ، ي

Nama isim domir tersebut ialah Domir Rofak Mutaharrik atau Domir Muttasil
قاعدته : إذا وقعة الإسم بعد اللازم فهو فاعل وكل فاعل مرفوع
“Apabila ada isim kemudian jatuh setelah pi’il lazim maka jatuh jadi pa’il dan setiap pa’il itu adalah baris dapen”.
Contoh : جاء زيد
قاعدته : إذا وقعة الإسم بعد فعل المتعدى فهو فاعل ومفعول به وكل مفعول منصوب
 “Apabila ada isim kemudian jatuh setelah pi’il muta’addi maka jatuh jadi pa’il dan maf’ul, dan setiap maf’ul adalah baris atas”.


Syarat Pa’il ada tiga (3), yaitu :
1.    Pa’il harus terdiri dari isim,
2.    Pa’il harus jatuhb pi’il maklum,
3.    Pa’il harus baris dapen.

INGAT !

    Pa’il harus berbeda dengan Naibul Pa’il. Bedanya adalah kalau pa’il berada setelah pi’il maklum, contoh : نصر محمد
Sedangkan kalau Naibul Pa’il asalnya adalah maf’ul tetapi karena menduduki tempat pa’il, contoh :  خلق الإنسان  asalnya adalah
خلق الله الإنسان . yang menjadi pembicaraan disini adalah lafaz yang asalnya maf’ul.


Syarat Naibul Pa’il ada tiga (3), yaitu :
1.    Terdiri dari isim
2.    Jatuh setelah pi’il majhul
3.    baris dapen.
 ( باب المفعول الذى لم يسم فاعله )


Naibul Pa’il ialah isim yang baris dapen yang tidak disebut pa’ilnya dan jatuh setelah pi’il majhul. Contoh : خلق الإنسان 
وإعرابه: خلق فعل ماض مبنى للمجهول ومبنى على الفتح الإنسان نائب الفاعل مرفوع

Ciri-ciri pi’il majhul yang mencari naibl pa’il adalah :
1    Kalau pi’ilnya terdiri dari pi’il madi, maka pi’il madi itu berbaris dapen diawalnya dan berbaris bawah sebelum akhirnya.
Contoh : كتب adalah pi’il maklum, kalau dibuat menjadi pi’il majhul akan berbunyi : كتب  dan cara membuat pi’il majhul yang terdiri dari pi’l madi adalah :
ضم اوله وكسرما قبل أخره
Berbaris dapen pada awalnya dan berbartis bawah sebelum akhirnya. Contoh : نصر . Jadi lapaz نصر  itu adalah pi’il majhul.

2    Kalau pi’ilnya terdiri dari pi’il yang mudhore’ maka pi’il mudhore’ itu berbaris dapen pada awalnya dan berbaris bawah sebelum akhirnya.
Contoh : ينصر  , dan cara membuatnya adalah :
  ضم اوله وفتح ما قبل اخره   
Berbaris dapen pada awalnya dan berbaris atas sebelum akhirnya. Contoh :  يفتح ، يكتب ، يعرب

Naibul Pa’il dibagi dua (2) yaitu :
1).     Ada yang memakai isim zohir, contoh :يكرم امر ، فتح الباب ، قرا زيد 
وإعرابه فى وقت الماض : فتح الباب : فتح فعل ماض مبنى للمجهول ومبني على الفتح الباب نائب الفاعل مبني على الضم
وإعرابه فى وقت المضا رع : يكرم عمر: يكرم فعل ماض مبنى للمجهول ومبني على الضم لتجرده عن الناصب والجازم وعلامة رفعه ضمة ظاهرة فى أخره
2). Ada yang memakai isim domir, contoh :نصرت ، نصرنا ، نصرت 
وإعرابه : نصر فعل ماض مبنى للمجهول ومبني على السكون للتصاله بضميررفع التاء نائب الفاعل
Domir Rofak Mutaharrik atau Domir Muttasil Marfuk ber- hubungan dengan pi’il majhul maka kedudukannya jtuh jadi Naibul Pa’il
Domir Rofak Mutaharrik banyaknya ada 12, yaitu :
ت ، نا ، ت ، ت ، تما ، تم ، تن ، ا ، و ، ن
قاعدته     :  إذا وقعة الإسم بعد فعل المجهول فهو نائب الفاعل لكل نائب الفاعل مرفوع
Apabila ada isim jatuh pi’il majhul maka kedudukannya jatuh jadi naibul pa’il. Tiap-tiap nibul pa’il adalah baris dapen.




(باب المبتدإ والخير)


المبتدأ هوالإسم المرفوع العارى عن العوامل اللفظية
Mubtadak ialah yang baris dapen yang sunyi amil lapaz,
contoh : محمد قائم
وإعرابه : محمد مبتدإ مرفوع بالابتدأ وعلامة رفعه ضمة ظاهرة فى آخره
    قائم خبر مبتدأ مرفوع بالمبتدأ وعلامة رفعه ضمة ظاهرة فى آخره
Kaedahnya berbunyi :
القاعدة : إذا وقعة الإسم المعرفة فى الكلام فهوالمبتدأ وكل مبتدأ مرفوع
Apabila isi makrifat jatuh diawal kalam kedudukannya jadi Mubtadak. Tiap-tiap Mubtadak adalah baris dapen.

Syarat Mubtadak ada lima :
1.    Mubtadak harus terdiri dari isim,
2.    Mubtadak harus ma’rifat,
3.    Mubtadak harus jatuh diawal kalimat,
4.    Sunyi dari amil ibtida’,
5.    Mubtadak harus marfu’.
Mubtadak dibagi dua (2), yaitu :
1.    Ada yang memakai isim zohir, seperti : محمد قائم ، الله احد  
وإعرابه : الله لفظ الجلا لة مبتدا مرفوع بالابتدأ وعلامة رفعه ضمة ظاهرة فى آخره .حد خبر مبتدأ مرفوع بالمبتدأ وعلامة رفعه ضمة ظاهرة فى آخره

2.    Ada yang memakai isim domir, seperti :
انا ، انت ، انت ، انتما ، انتم ، هو ، هى ، هما ، هم ، هن ، نحن ،انتن
Semua isim domir itu hukumnya ma’rifat kalau berada diawal kalima dan boleh jatuh jadi Mubtadak, contoh : انا محمد
وإعرابه : انا ضمير بارز متصل مبني على السكون في محل رفع مبتدأ
    محمد خبر مبتدأ مرفوع بالمبتدأ وعلامة رفعه ضمة ظاهرة فى آخره
* Tiap-tiap Mubtadak mencari Khobar.

خبر هوالإسم المرفوع المسنداليه
Khobar adalah isim yang baris dapen yang jatuh setelah Mubtadak. Contoh : الصلاة واجبة
وإعرابه : مبتدإ مرفوع بالابتدأ وعلامة رفعه ضمة ظاهرة فى آخره
    واجبة خبر مبتدأ مرفوع بالمبتدأ وعلامة رفعه ضمة ظاهرة فى آخره
Kaedahnya berbunyi :
القاعدة : إذا وقعة الإسم بعد المبتدأ فهوخبروكل خبر مرفوع
Apabila ada isim jatuh setelah Mubtadak kedudukannya jadi Khobar dan tiap-tiap Khobar berbaris dapen.



Pembagian Khobar

Khobar dibagi atas dua bagian, yaitu :
1)    Khobar Mufrad, yaitu Khobar yang tidak terdiri dari jumlah dan sibhul jumlah, contoh :
محمد قائم  ~   محمد قائمان  ~   محمد قائمون
وإعرابه : محمد مرفوع بالابتدأ وعلامة رفعه الواو نيابة عن الضمة لأنه جمع المذكر السالم والنون عوض عن التنوين فى الاسم المفرد. قائمون خبر مبتدأ مرفوع بالمبتدأ وعلامة رفعه الواو نيابة عن الضمة لأنه جمع المذكر السالم والنون عوض عن التنوين فى الاسم المفرد
2)    Khobar Gairu Mufrad, yaitu Khobar yang terdiri dari jumlah dan sibhul jumlah, contoh :
Dan Khobar gairu mufrad dibagi menjadi dua :
a.    Khobar yang terdiri dari jumlah,
b.    Khobar yang terdiri dari sibhul jumlah.

    Khobar yang terdiri dari jumlah adalah terdiri dari jumlah ismiah atau Mubtadak Khobar, contoh : الكلام هو اللفظ
وإعرابه : الكلام مبتدا مرفوع بالابتدأ. هو مبتدا ثانى اللفظ خبر وجملة من المبتدا ثانى وخبرما فى محل رفع خبر منها الكلام
Maksudnya jumlah Mubtadak yang ke dua yaitu هو beserta  Khobarnya yaitu اللفظ jatuh jadi Khobar dari الكلام
Jumlah pi’liah atau Khobar yang terdiri dari jumlah pi’liah,
contoh : ( انا اذهاب )
وإعرابه : انا ضمير بارز منفصل مبني على السكون فى محل رفع مبتدا. اذهب فعل مضارع مرفوع لتجرده عن الناصب والجازم وعلامة رفعه ضمة ظاهرة فى آخره وفاعله مستتر فيه وجوبا تقديره انا و الجملة من الفعل والفاعل فى محل رفع خبر من انا
    Khobar yang terdiri dari sibhul jumlah yaitu Khobar yang terdiri dari jumlah Jar Majrur dan Zorep Mazrup.
Contoh Khobar yang terdiri dari jumlah Jar Majrur : الحمد لله  
وإعرابه : الحمد مبتدا مرفوع بالابتدأ وعلامة رفعه ضمة ظاهرة فى آخره
    لله اللم  حرف جر الله مجرور بالام وعلامة جره كسرة ظاهرة فى آخره . وجملة من الجار و المجرور متعلق بمحذوف تقديره كائن خبر
    Contoh Khobar yang terdiri dari jumlah Zorep Mazrup :
محمد امام الفصل
وإعرابه : محمد مبتدا مرفوع بالابتدأ وعلامة رفعه ضمة ظاهرة فى آخره . امام ظرف مكان مضاف الفصل مضاف اليه وجملة من الظرف والمظروف متعلق بمحذوف تقديره كائن خبر
Perhatikan kaedah :
القاعدة     : إذا وقع الإسم بعد اما فهو مبتدا وكل مبتدا مرفوع
Apabila isim jatuh setelah امّا maka jatunya menjadi Mubtadak, contoh :( واما الالف فتكون علامة )
وإعرابه : الواو حرف استعناف اما حرف تفصيل متضمن فتحتاج الى الجواب الالف مبتدا مرفوع  بالابتداا . فتكون علامة وجملة من تكون واسمها وخبرها فى محل رفع خبر
القاعدة     : إذا وقع الإسم بعد واوالاستعناف فهو مبتدا لكل مبتدا مرفوع
Apabila isim jatuh setelah maka wau jatuhnya menjadi Mubtadak. Tiap-tiap Mubtadak berbaris dapen. Contoh : واقسامه ثلاثة
وإعرابه     : الواو حرف استعناف اقسام مبتدا مرفوع . اقسام مضاف الهاء مضاف  اليه ثلاثة خبر مبتدا مرفوع وعلامة رفعه ضمة ظاهرة فى آخره
القواعد    : إذا وقع الإسم بعد إذا فجائية فهو مبتدا لكل مبتدا مرفوع
 Apabila idza ( إذا ) kalau masuk pada isim namanya فجائية , apabila ada isim jatuh setelah ( إذا ) puja’iah maka kedudukannya jadi Mubtadak. Contoh : الكلام تام
القواعد    : إذا وقع الإسم بعد حيث فهو مبتدا مرفوع . نحو: حيث زيد قائم
Apabila ada isim jatuh swetelah  حيث maka kedudukannya jatuh jadi Mubtadak. Contoh : حيث زيد قائم
القواعد    : إذا وقع الإسم بعد الجاروالمجرور اوالظرف والمظروف فهو مبتدا مأ خبر
 Apabila isim jatuh setelah Jar Majrur atau zorep mazruf maka kedudukannya jatuh jadi Mubtadak muakhor. Contoh : للرفع اربع
وإعرابه     : اللام حرف جر الرفع مجرور باللام وعلامة جره كسرة ظاهرة فى آخره والجارو المجرور متعلق بمحذوف تقديره كائن خبر مقدم اربع مبتدا مؤخر مرفوع وعلامة رفعه ضمة ظاهرة فى آخره










( باب العوامل الداخلة على المبتدا والخبر )


Amil-amil yang masuk pada Mubtadak dan Khobar ada tiga (3), yaitu :
1.    كان  dan saudaranya,
2.    ان  beserta saudaranya,
3.    ظن  beserta saudaranya.

    كان  beserta saudaranya : 
كان beserta saudaranya beramal membaris dapenkan isim dan mem- baris ataskan khobar :
 ترفع الاسم وتنصب الخبر
كان beserta saudaranya berjumlah tiga belas (13), yaitu :
كان ، امس ، اصبح ، اضح ، ظل ، بات ، صار ، ليس ، مازال ، ما انفك ، ما فتئ ما برح ، مادام 
Semuanya ini sama amalannya dengan كان  yaitu membaris dapenkan isim dan membaris ataskan khobar
)  ترفع الاسم وتنصب الخبر(

    ان  beserta saudaranya :   
ان  beserta saudaranya beramal membaris ataskan isim dan mem-baris dapenkan khobar (تنصب الاسم  وترفع  الخبر ) contoh : ان محمد قائم
وإعرابه     : ان حرف توكيد ونصب تنصب الاسم وترفع الخبر. محمدا اسمها منصوب بها وعلامة نصبه فتحة ظاهرة  فى آخره. قائم خبرها مرفوع بها وعلامة رفعه ضمة ظاهرة فى آخره
ان  beserta saudaranya  berjumlah enam (6) :
ان ، ان ، لكن ، ليت ، لعل ، كأن
Kesemuanya ini sama amalannya dengan ان  yaitu membaris atas- kan isim dan membaris dapenkan khobar (تنصب الاسم  وترفع  الخبر )
contoh :  ليت عمرا شاخص
    ظن  beserta saudaranya :
ظن beserta saudaranya beramal membaris ataskan isim dan membaris ataskan khobar (تنصب الاسم  و تنصب  الخبر ) contoh : 
ظننت زيدا قائما
وإعرابه     : ظننت فعل وفاعل زيدا مفعول اول منصوب بالفتحة الظاهرة
 قائما مفعول ثانى منصوب بالفتحة الظاهرة
ظن beserta saudaranya bejumlah sepuluh (10) yaitu :
اتخذت ، وجدت ، رايت ، زعمت ، خلت ، حسبت ، ظننت ، علمت ، سمعت ، وجعلت
Jadi, ظن  beserta saudaranya berfungsi membaris ataskan isim dan membaris ataskan khobar.

Perhatikan Kaedah :
    كان beserta saudaranya :
القواعد :    اذا وقع الاسمان بعد فعل الناقص فهما اسم وخبر وكل اسم كان واخواتها مرفوع وكل خبر كان واخواتها منصوب
“Apabila ada dua isim jatuh setelah pi’il naqis maka kedua isim itu jatuh jadi isim dan khobar, dan tiap-tiap isim  كان beserta saudaranya adalah berbaris dapen dan tiap-tiap خبر كان  dan saudaranya adalah berbaris atas”. Contoh : كان محمد قائما
    ان  beserta saudaranya :
القواعد : اذا وقع الاسمان بعد ان واخواتها فهما اسم وخبر وكل اسم ان واخواتها منصوب وكل خبر ان واخوتها مرفوع
““Apabila ada dua isim jatuh setelah ان dan saudaranya maka dia adalah isim dan khobar, dan tiap-tiap isim  ان beserta saudaranya adalah berbaris atas dan tiap-tiap خبران  dan saudaranya adalah berbaris dapen”. Contoh : ان محمد قائم
    ظن beserta saudaranya :
القواعد :    اذا وقع الاسمان بعد ظننت واخواتها فهما مفعولان
“Apabila ada dua isim jatuh setelah ظننت  maka keduanya jatuh jadi maf’ul, contoh : ظننت محمد قائما
( باب النعت )


Naat atau sifat adalah kalimat yang mengikuti kalimat yang sebelumnya, baik dari segi rofak, nasob, atau khofad.

Contoh dikala dia rofak :  قام محمد العاقل
وإعرابه     : قام فعل ماض مبني على الفتح لا محل له من الاعراب. محمد فاعل مرفوعوعلامة رفعه ضمة ظاهرة فى آخره . العاقل صفة من محمد صفة المرفوع مرفوع وعلامة رفعه ضمة ظاهرة فى آخره
Contoh dikala dia nasob :  رايت محمدا العاقل
وإعرابه     : رايت من رأى فعل ماض مبني على السكون لتصا له بضمير رفع متحرك. التاء ضمير بارز متصل مبني على الضم فى محل رفع فاعل محمدا مفعول له منصوب وعلامة نصبه فتحة ظاهرة فى آخره . العاقل صفة من محمد و صفة التابع للمنصوب منصوب     وعلامة نصبه فتحة ظاهرة فى آخره
    Contoh dikala dia khofad :  مررت بمحمد العاقل
وإعرابه     : مررت من مرر فعل ماض مبني على السكون لتصا له بضمير رفع متحرك. التاء ضمير بارز متصل مبني على الضم فى محل رفع فاعل الباء حرف جر. محمد مجرور باالباء وعلامة جره كسرة ظاهرة فى آخره
    العاقل صفة من محمد و صفة التابع للمجرور مجرور وعلامة جره كسرة ظاهرة فى آخره
Kaedahnya berbunyi :
القواعد : اذا وقعة المعرفة بعد المعرفة فهو صفة
“apabila ada isim makrifat jatuh setelah makrifat maka kedudukannya jatuh jadi sifat”.

KESIMPULAN

    Isim ditinjau dari segi umum dan khusus ada dua :
1.    Isim Makrifat, yaitu isim yang menunjukkan khusus, contoh :
الحمد ، الرجل ، انا ، انت ، هو ، هي
2.    Isim Naqiroh, yaitu isim yang menunjukkan umum, contoh :
مقعد ، فعل ، رجل
    Isim-isim yang makrifat ada tujuh (7)
قال الشاعر : ان المعارفسبعة فيها سهل  #  انا صالح ذامالفتى ابن يا رجل
1)    Isim Domir, seperti :  انا ، انت ، انت ، نحن ، هو
2)    Isim Alam, seperti :  مكة ، محمد ، على ، بكر ، خالد ، هند
Isim Alam adalah menunjukkan nama manusia atau tidak
3)    Isim Isyaroh (tunjukkan), seperti : هذا ، هذه ، ذالك ، تلك
4)    Isim Mausul, seperti : مامن ، الذى ، التى ، الذين
5)    Adanya Alif Lam, seperti :  الحمد ، الرحمن ، الرحيم
6)    Adanya Idofat (bersandar), seperti :  واقسامه
7)    Adanya Munada (orang yang dipanggil), spt : يارجل ، يامحمد، ياامراة

    Kaedah sifat berbunyi :
القواعد : اذا وقعة الناكرة بعد الناكرة فهو صفة
Apabila isim nakiroh jatuh setelah isim nakiroh maka kedudukannya jatuh menjadi sifat, contohnya :  جاء رجل عالم
وإعرابه     : جاء فعل ماض مبني على الفتح لا محل له من الاعراب . رجل فاعل مرفوعوعلامة رفعه ضمة ظاهرة فى آخره . عالم صفة من رجل و صفة التابع للمرفوع مرفوع وعلامة رفعه ضمة ظاهرة فى آخره 
القواعد : اذا وقعة الجملة بعد الناكرة فهو صفة
Apabila ada jumlah jatuh setelah isim nakiroh maka kedudukannyajatuh menjadi sifat, contohnya :  عَلِمَ النَّاِس القُرْآنَا

    Syarat Sipat ada tiga :
١-  اَنْ يَكُوْنَ النَّعْتُ نَائِبَةٌ لِمَتْبُوْعِهِ
1.    Apabila sifat itu didahului oleh mausufnya,
contoh :   بسم الله الرحمن الرحيم
٢-  اَنْ يَكُوْنَ مطابقة بين النعت والمنعوت
2.    Harus mutabaqah / sama antara sifat dengan mausufnya. Artinya kalau sifatnya muzakkar harus pula mausufnya muzakkar, atau kalau sifatnya muannas maka mausufnya juga harus muannas.

٣-  اَنْ يَكُوْنَ النَّعْتُ من الصفة الصارحة كااسم الفاعل والمفعول او الصفة المشابهة
3.    Harus terdiri dari sifat sorihah seperti isim pa’il, isim maf’ul, atau sifatul musabbahah.

( باب العطف )

Huruf Atep ada 10, yaitu :
الواو ، الفاء ، ثم ، او ، اما ، بل ، لا ، لكن ، حتى ، ام
    Kalimat setelah huruf atep namanya ma’tup
    Kalimat sebelum huruf atep namanya ma’tupnan alaih
Contoh : جاء محمد وبكر
Lafaz  محمد namanya ma’tup alaih sedangkan  و  namanya huruf atep dan lapaz بكر namanya ma’tup.
وإعرابه  : جاء فعل ماض مبني على الفتح لا محل له من الاعراب. محمد فاعل مرفوعوعلامة رفعه ضمة ظاهرة فى آخره . الواو حرف عطف . بكر معطوف على محمد والمعطوف على المرفوع مرفوع وعلامة رفعه ضمة ظاهرة فى آخره 
1.    الواو    ( dan ), contoh : جاء محمد وبكر
2.    الفاء    ( sebab ), contoh : جاء زيد فعمر
3.    ثم    ( kemudian ), contoh : جاء زيد ثم بكر
4.    او    ( bahkan ), contoh : جاء زيد او امر
5.    اما    ( ada kalanya ), contoh : جاء زيد اما بكر
6.    بل    ( tapi/bahkan), contoh : جاء زيد بل بكر
7.    لا    ( tidak ), contoh : جاء زيد لا عمر
8.    لكن    ( tapi/melainkan ), contoh : جاء محمد لكن عمر
9.    حتى    ( sehingga/sampai ), contoh : جاء محمد حتى بكر
10.    ام    ( bahkan ), contoh : جاء محمد ام بكر

Kaedahnya :
القواعد :اذا وقعة الكلمة بعد حروف العطف فهو معطوف وحكم العطف تابع للمرفوع عليه  فان كان يطلب الرفعا رفع وان كان يطلب نصبا نصب وان كان يطلب جرا جر وان كان يطلب جزما جزم.
Apabila ada kalimat jatuh setelah huruf atep maka dia adalah ma’tup, ma’tup adalah yang mengikut kepada ma’up alaihnya.

Keterangan :
    Jika ma’tup alaihnya baris dapen maka ma’tupnya ikut juga baris dapen. Contoh :  جاء محمد وبكر
    Jika ma’tup alaihnya baris atas maka ma’tupnya ikut juga baris atas. Contoh : رايت محمدا وبكرا
    Jika ma’tup alaihnya baris bawah maka ma’tupnya ikut juga baris bawah. Contoh : مررت بمحمد وبكر
    Jika ma’tupnya baris mati maka ikut ma’tupnya baris mati. Contoh.: لم يقم ولم يقعود




(  باب التوكيد )
A. Definisi
Taukid adalah mengikut kepada muakkadnya baik pada waktu ropak, nasob dan jar atau baris bawah.
B. Macan Taukid
Taukid ada dua macam, yaitu :
1.    Taukid Lafzi, yaitu taukid yang sama lafadnya dengan muakkadnya. Contoh : قام ، قام محمد
2.    Taukid Ma’nawi, yaitu taukid yang tidak sama lafadnya dengan maksudnya. Contoh :
    1)    قام محمد وزيد وخالد النفس
    2)    رايت محمدا وبكرا وخالدا والعين
    3)    اكلت بمحمد وزيد وخالد وكل
    4)    محمد لم يقم ولم يجلس اجمع
Kaedah taukid berbunyi :
القواعد : اذا وقع احد الفاظ التوكيد بعد الاسم المعرفة فهو توكيد . والتوكيد تابع للمؤكد فى رفعه ونصبه وخفضه تعريفه .
Apabila ada salah satu lapadz taukid jatuh setelah isim makrifat jatuh jadi taukid dan taukid adalah mengikut kepada muakkadnya baik pada waktu baris dapennya atau baris atasnya, dan baris bawahnya dan makrifatnya, contoh : جاء زيد نفسه
وإعرابه  : جاء فعل ماض مبني على الفتح لا محل له من الاعراب. زيد فاعل مرفوع وعلامة رفعه ضمة ظاهرة فى آخره . نفسه توكيد من محمد نفسه مضاف الهاء مضاف اليه





Fungsi Taukid :
Taukid adalah sebagai penguat bagi perbuatan seseorang sehingga tidak sampai meragukan lagi. Sedangkan muakkad yang dikuatkan seperti :     نفسه    محمد    جاء
        
    توكيد    مؤكد       



( باب البدل )
A. Definisi
Badal ialah yang dipakai untuk mengganti sesuatu sedangkan Mubdal Minhunya ialah suatu yang diganti.
B. Pembagian Badal
Badal dibagi atas empat bagian :
1.    Badalussaik Minassaik atau Badal Kul Minal Kul
Ialah pengganti dari Mubdal Minhunya dengan sama maksudnya, seperti : قام زيد اخوك
وإعرابه  : قام فعل ماض مبني على الفتح لا محل له من الاعراب. زيد فاعل مرفوع وعلامة رفعه ضمة ظاهرة فى آخره  احو بدل من محمد و بدل كل من الكل وبدل مرفوع مرفوع وعلامة رفعه الواو نيابة عن الضمة لانه من الاسماء الخمسة اخو مضاف الكاف مضاف اليه
2.    Badalul Ba’di Minal Kulli
Yaitu pengganti dari Mubdal Minhunya dan maksudnya sebahagian dari padanya, badal ba’di minal kulli dan disyaratkan harus ada domir yang kembali kepada Mubdal Minhunya.
Contoh : اكلت الرغيف ثلثه ( aku makan roti sepertiganya ).
وإعرابه  : اكل فعل ماض مبني على السكون للتصاله بضمير رفع متحرك التاء ضمير متصل مبني على الضم فى محل رفع فاعل الرغيف مفعول به منصوب . ثلثه بدل من راغيف بدل البعض من الكل وبدل المنصوب منصوب ثلث مضاف الهاء مضاف اليه
3.    Badalul Istimal
Yaitu pengganti dari Mubdal Minhunya dan maksudnya tercakup padanya, contoh : ونفعنى زيد علمه (dan kami telah diberikan oleh si Zaid ilmunya ). Badalul Istimal ini juga disyaratkan harus ada domirnya yang kembali kepada Mubdal Minhunya.
4.    Badalul Golat
Yaitu pengganti daripada Mubdal Minhu dan maksudnya salah sebut. Contoh : رايت زيدا الفرس

KESIMPULAN
    بدل الشيئ من الشيئ  dan  بدل الغلط  tidak disyaratkan ada domir yang kembali kepada Mubdal Minhunya.
    بدل الاشتمل  dan  بدل البعض من الكل  disyaratkan ada domir yang kembali kepada mubdal minhunya.
    Kaedah Badal :
القواعد :    اذا ابدل اسم من اسم او فعل من فعل تبعه فى جميع اعرابه
Apabila isim diganti dengan isim atau pi’il dari pi’il pada semua perubahan. Seperti : جاء زيد اخوك



 ( باب المنصوبات الاسماء )

Kalimat-kalimat isim yang baris atas ditinjau dari segi kedudukan atau jabatannya ada lima belas (15) :
1.    Maf’ulummbih, contoh : 
2.    Masdar, contoh : 
3.    Zorep Zaman, contoh :  اليوم الليلة صباحا غدا
4.    Hal,contoh :  جاء زيد راكبا
5.    Tamyiz, contoh :  تصبب زيد عرقا
6.    Mustasna, contoh :  قام القوم الا زيدا
7.    Isim La (لا) , contoh :  لا رجل فى الدار
8.    Munada, contoh :  يا رجل
9.    Khobar   كان, contoh :  كان محمد قائما
10.    Isim  ان , contoh :  ان محمدا قائم
11.    Maf’ul Min Ajlih,contoh :  قام التلاميذ اكراما للاستاذ
12.    Maf’ul Maah, contoh :  جاء الامير والجيس
13.    Yang mengikut kepada baris atas, seperti :
a.    Naat, contoh :  جاء محمد العاقل
b.    Atep, contoh :  رايت محمدا وبكرا
c.    Taukid, contoh :  رايت زيدا نفسه
d.    Badal, contoh :  رايت زيدا الفرس
( باب المفعول به )

Maf’ul Bih yaitu kalimat isim yang baris atas yang jatuh setelah pi’il dan pa’il. Contoh :  ضرب محمد كافرا
وإعرابه  :    ضرب فعل ماض مبني على الفتح لا محل له من الاعراب. محمد فاعل مرفوع وعلامة رفعه ضمة ظاهرة فى آخره . كافرا مفعول به منصوب وعلامة نصبه فتحة ظاهرة فى آخره
B. Pembagian Maf’ul
Maf’ul dapat dibagi dua (2), yaitu :
1.    Isim Zohir, contoh :  رايت محمد كافرا
2.    Isim Domir
Adapun Isim Domir yang menjadi Maf’ul jika berhubungan dengan pi’il ada 12 seperti :  ي ، نا ، ك ، ك ، كما ، كم ، كن ، ه ، ها ، هما ، هم ، هن
Kemudian Isim Domir yang jatuh jadi maf’ul jika berhubungan dengan domir dibagi 2 : 
a.    Mumpasil ( berpisah ada ya’ / tidak lansung )
b.    Muttasil (bersambung tak ada ya’ / lansung )
    Yang mumpasil ada12 seperti :
اياي ، ايانا ، اياك ، اياك ، اياكما ، اياكم ، اياكن ، اياه ، اياها ، اياهما ، اياهم ، ايا هن
    Yang muttasil ada12 seperti :
ضربنى ، ضربنا ، ضربك ، ضربك ، ضربكما ، ضربكم ، ضربكن ، ضربه ، ضربها ، ضربهما ، ضربهم ، ضربهن
Kaedahnya berbunyi :
القواعد :اذا وقع الاسمان بعد فعل المتعدى فهما فعل ومفعول
Apabila ada dua isim jatuh setelah pi’il yang mutaddi maka jatuh jadi pa’il dan maf’ul, contoh :  ضرب محمد بكر

    Ciri-ciri pi’il mutaddi yang mencari pa’il dan maf’ul
Apabila suatu perbuatan/pekerjaan kemudian dikerjakan oleh sebagian anggota badan.
Contoh :  ضرب محمد بكر ( Muhammad telah memukul Bakar )


    Ciri pi’il lazim yang mencari pa’il saja.
Apabila suatu perbuatan/pekerjaan dikerjakan oleh semua anggota badan. Contoh : خرج زيد ( Zaid telah keluar )

Kesimpulan :
    Jadi kalau pi’ilnya mutaaddi mencari pa’il dan maf’ul, sedangkan kalau pi’il lazim mencari pa’ilnya saja.
( باب المصدار )
Masdar ( Maf’ul Mutlak ) yaitu kalimat isim yang baris atas dan datangnya dari tasripan yang ke tiga setelah kalimat pi’il seperti
نصر  -   ينصر   -   نصرا
Masdar dapat dibagi menjadi dua bagian :
1.    Masdar Lafzi ( yaitu masdar yang sama bentuknya dengan asalnya )
contoh :  ضرب  -  يضرب  -  ضربا
2.    Masdar Ma’nawi (yaitu masdar tidak sama bentuknya dengan asalnya ) contoh : جلست قعودا  -  جلست جلوسا
وإعرابه  :جلست فعل وفاعل قعودا مصدر منصوب على المصدرية بجلست
المصدر هو الاسم المنصوب الذى يجيئ ثالثا فى تصريف الفعل
Masdar ialah isim yang baris atas yang datang dari tafsiran yang ke tiga dari pi’il. Contoh : ضرب  -  يضرب  -  ضربا



( باب الظرف الزمان وظرف المكان )

Zorep Zaman ialah isim zaman yang baris atas yang ditakdirkan dengan kata-kata  فى . seperti :
غدوة ،  الليلة ،  اليوم ،  مساء ،  صباحا ،  غتمة ،  غدا ،  سحرا ،  بكرة ،  امدا ،  ابدا
dan apa yang menyerupainya, contoh :  صمت يوم الخامس 
takdirannya  صمت فى  يوم الخامس  ( aku berpuasa pada hari kamis )
وإعرابه  :    صمت فعل وفاعل. يوم مفعول به منصوب على الظرفية تقدير فى . يوم مضاف الخامس مضاف اليه
Zorep Makan ialah isim zaman yang baris atas yang ditakdirkan dengan kata-kata  فى . contoh :  جلست امام الشيخ takdirannya جلست فى امام الشيخ ( Aku duduk di muka Pak Guru )
وإعرابه  :جلست فعل وفاعل . امام مفعول به منصوب على الظرف المكانية والزمانية .امام مضاف الشيخ مضاف اليه مجرور بالمضاف وعلامة جره كسرة ظاهرة فى آخره
Adapun Zorep Makan seperti :
1.    امام    = dimuka    8.    مع    = Beserta
2.    خلف    = dibelakang    9.    إذاء    = bertantangan
3.
4.
5.
6.
7.    قد م
وراء
فوق
تحت
عند    = dihalaman
= dibelakang
= diatas
= dibawah
= disisi    10.
11.
12.
13.    حذاء
تلقاء
ثم
هنا    = hampir daripada sesuatu
= bertantangan
= disana
= disini
الظرف هو الاسم المنصوب الذى بتقدير فى
Zorep ialah isim yang baris atas dengan mentakdirkan huruf فى seperti :  اليوم  takdirannya  فى اليوم 






( باب الحال )

Hal ialah isim yang baris atas menjelaskan keadaan yang masih umum. Contoh :  جاء زيد راكبا
وإعرابه  :    جاء فعل ماض مبني على الفتح لا محل له من الاعراب .محمد فاعل مرفوعوعلامة رفعه ضمة ظاهرة فى آخره . راكبا حال من الفاعل وهو منصوب وعلامة نصبه فتحة ظاهرة فى آخره
Syarat Hal ada empat (4), yaitu :
1.    Supaya sohibul halnya terdiri dari isim makrifat,
2.    Supaya isim nakiroh itu jatuh setelah sempurna kalam,
3.    Supaya hal itu terdiri dari isim pa’il dan isim maf’ul,
4.    Supaya hal itu terdiri dari isim nakiroh.
Kaedah Hal :
القواعد :اذا وقعة الناكرة بعد المعرفة فهو حال فكل حال منصوب
Apabila ada isim nakiroh jatuh setelah isim makrifat maka kedudukannya jatuh jadi hal dan tiap-tiap hal itu adalah baris atas.
القواعد :اذا وقعة الجملة بعد المعرفة فهي حال
Apabila ada jumlah jatuh setelah isim makrifat maka kedudukannya jatuh jadi hal. Contoh : جاء الرجل يقرأ القرآن 
وإعرابه  :    جاء فعل ماض مبني على الفتح لا محل له من الاعراب . الرجل فاعل مرفوعوعلامة رفعه ضمة ظاهرة فى آخره . وفاعله ضمير مستتر فيه جوزا تقديره هو . القرآن مفعول به منصوب وعلامة نصبه فتحة ظاهرة فى آخره . وجملة من الفعل والفاعل والمفعول فى محل نصب حال


( باب التمييز )

Tamyiz adalah isim yang baris atas yang menjelaskan tentang zat. Contoh : تصبب زيد عرقا  ( Zaid telah mengalir keringatnya )
وإعرابه  :تصبب ماض مبني على الفتح لا محل له من الاعراب . زيد فاعل مرفوعوعلامة رفعه ضمة ظاهرة فى آخره . عرقا تمييز منصوب بالفتحة الظاهرة
Kaedahnya Tamyiz berbunyi :
القواعد :اذا وقعة الناكرة بعد التفضيل فهو تمييز
Apabila ada isim nakiroh jatuh setelah isim tafdil maka jatuh jadi tamyiz. Seperti : افضل ( lebih baik ), اصغر ( lebih kecil ), اكبر ( lebih besar ). Kaedahnya berbunyi :
القواعد :اذا وقعة الناكرة بعد العددي التركبي والعقودي فهي تمييز
Apabila ada isim nakiroh jatuh setelah bilangan tersusun/bilangan ukud jatuh jadi tamyiz. Contoh : رايت احد عشر كوكبا

Keterangan :
    عدد adalah bilangan
o    عدد التركيب = bilangan 11 sampai 98
o    عدد العقود = seperti 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 90, 100 dsb.

    Bilangan-bilangan / عدد
o    Mulai dari 1 sampai 3 namanya adad sifat
o    Mulai dari 3 sampai 10 namanya adad mudof
o    Mulai dari 11 sampai 19 namanya adad tarkib
o    Mulai dari 12 sampai 99 namanya adad atap
o    Bilangan 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 90 namanya bilangan ukud
القواعد :اذا وقعة الناكرة من الذات بعد المعرفة فهي تمييز
Apabila ada isim nakiroh jang terdiri dari zat jatuh setelah isim makrifat maka kedudukannya menjadi tamyiz.
Contoh : طاب محمد نفسا



( باب الاستثناء )

Istisnak = pengecualian
Huruf istisnak ada delapan (8), yaitu :
الا ، سوى ، غير ، سوى ، سوآء ،  خلا ، عدا ، حاشا
Kalimat isim setela istisnak dinamakan mustasna’, kalimat sebelum huruf istisnak dinamakan mustasna’ mihu.
Kalam pada bab istisna dibagi tiga :
1.    Kalam Tam Mujab
yaitu kalam yang terdiri dari mustasna’ dan mustasna’ minhunya dan tidak didahului oleh napi. Contoh :  قام التلاميذ الا عليا
الا yang masuk pada kalam tammujab dan mustasna’nya berbaris atas.
2.    Kalam Tam Mampi
yaitu kalam yang terdiri dari mustasna’ dan mustasna’ minhu dan didahului oleh huruf istifham atau napi.
Contoh : قام التلاميذ الا عليا او الا على
الا yang masuk pada kalam Tam Mampi, mustasna’nya boleh dibaca dua antara baris atas dan baris dapen.
3.    Kalam Mampi Naqis
yaitu kalam yang terdiri dari mustasna’nya saja dan masuk padanya huruf istifham atau napi. Contoh :     1.    ما قام الا زيد
    2.    ما كتبت الا درسا
    3.    ما مررت الا بعلي
الا yang masuk pada kalam Mampi Naqis mustasna’nya dibaca kira-kira keadaan amil sebelumnya. Kalimat isim yang jatuh selain setelah huruf Illa dibaca baris bawah.

Perlu diketahui :
    Mustasna’ memakai الا mustasna’nya baris atas selamanya.
    Cara memberikan baris mustasna’ dengan  غير ، سوى ،سوى ، سوآء  adalah berbaris bawah selamanya. Contoh : قام القوم غير زيد
    Cara memberikan baris mustasna’ dengan عدا ، حاشا dan خلا ada dua :
o    Berbaris Atas bila عدا ، حاشا dan خلا dianggap pi’il madi
Contoh :  قام القوم  خلا زيدا
o    Berbaris Bawah bila عدا ، حاشا dan خلا dianggap huruf jar
Contoh :  قام القوم  خلا زيد
Kaedahnya berbunyi :
القواعد :اذا وقع الاسم بعد الا فهو منصوب على انه استثناء اذا كان الكلام تاما موجبا . نحو : قام القوم الا زيدا
Apabila isim jatuh setelah الا maka dia baris atas karna mustasna’ dengan syarat apabila kalamnya adalah kalam Tam Mujab.
Contoh :`
القواعد :اذا وقع الاسم بعد الا  فإعرابه على حسب العوامله اذا كان الكلام منفيا ناقصا . محو: ماجاء الا زيد ، ما رايت الا زيدا ،  ما مررت الا بزيد
Apabila isim jatuh setelah الا maka dia akan berubah dengan sebab amilnya apabila kalamnya adalah kalam Mampi Naqis.
Contoh :
القواعد :اذا وقع الاسم بعد غير ، سوى ، سوى ، سوآء فهو مجرور على انه مضاف اليه
Apabila isim jatuh setelah   سوى ، سوى ، غير dan  سوآء  maka dia adalah majrur karna jatuh jadi mudopun ilaih.
القواعد :اذا وقع الاسم بعد خلا ، عدا ، حاشا فهو منصوب على انه استثناء او مجرور
Apabila isim jatuh setelah  عدا ، حاشا  dan  خلا  maka dia baris atas karna berjabat sebagai maf’ul dan dia akan baris bawah bila dia dianggap majrur.



( باب لا )

Huruf لا yang masuk pada Isim Nakiroh dinamakan لا نافية للجنس . Huruf لا نافية للجنس sama-sama fungsinya dengan أن yaitu membaris ataskan isim dan membaris dapenkan khobar. Contoh : لا رجل فى الدار
وإعرابه  :لا نافية للجنس تعمل عمل ان تنصب الاسم وترفع الخبر رجل اسمها منصوب بها وعلامة نصبه فتحة ظاهرة فى حروف جر الدار مجرور بفى وعلامة جره كسرة ظاهرة الجار والمجرور متعلق لكائن خبر لا
Tapi jika berulang-ulang لا maka batallah amalan لا
seperti :  لا فى الدار رجل ولا امرأة
وإعرابه  :لا نافية للجنس ملغة لا عمل لها و حروف جر الدار مجرور بفى وعلامة جره كسرة ظاهرة فى آخره . والجملة من الجار والمجرور متعلق بمحذوف خبر مقدم . رجل مبتدأ مؤخر . لا حرف عطف . امرأة معطوف على رجل والمعطوف على المرفوع مرفوع وعلامة رفعه ضمة ظاهرة فى آخره

Atau jika kita menghendaki لا itu beramal seperti amalan ليس
Contoh : لا رجل فى الدار ولا امرأة
وإعرابه  :لا نافية للجنس تعمل عمل ليس ترفع الاسم وتنصب الخبر . رجل اسمها مرفوع بها وعلامة رفعه ضمة ظاهرة فى جر الدار مجرور بفى وعلامة جره كسرة ظاهرة والجار والمجرور متعلق بمحذوف تقديره كائن خبر ليس . لا حرف عطف . امرأة معطوف على رجل والمعطوف على المرفوع مرفوع وعلامة رفعه ضمة ظاهرة فى آخره

Kaedahnya berbunyi :
القواعد :اذا وقع الناكرتان بعد لا نافية للجنس فهما اسم وخبر
Apabila ada isim nakiroh jatuh setelah لا نافية للجنس maka kedudukannya jatuh jadi isim dan khobar.
فكل اسم لا منصوب وخبرها مرفوع
Tiap-tiap isim لا adalah baris atas dan khobarnya adalah baris dapen. Contoh : لا رجل حاضر


Syarat لا beramal  seperti أن yaitu :
1)    لا Harus Masuk Pada Isim Nakiroh
2)    Supaya Jangan Berulang-Ulang لا
3)    Isim لا Tidak Boleh Bertanwin









( باب المنادى )

Munada adalah kalimat isim yang jatuh setelah huruf nida’. Contoh :  يا محمد . يا namanya huruf nida’ yang dipakai untuk memanggil seseorang, sedangkan orang yang dipanggil namanya munada.

Munada dapat dibagi lima (5), yaitu :
1.    Munada Mufrodul Alam, yaitu kalimat yang bukan mudopdan tidak serupa dengan mudop. Contoh :  يا فاطمة ، يا محمد
2.    Munada Nakiroh Maksudah, yaitu kalimat nakiroh yang tetap dan sudah pasti sasarannya. Contoh :يا امرأة  ، يا رجل 
3.    Munada Nakiroh Ghairu Maksudah, yaitu kalimat nakiroh yang belum pasti sasarannya. Contoh :الاعمى يا رجلا خذبيدى   
4.    Munada Mudop, yaitu kalimat yang diidopatkan dan disandarkan kepada kalimat yang lain. Contoh :  يا عبد الله
5.    Munada Musabbah Bil Mudop, yaitu kalimat yang serupa dengan mudop. Contoh : يا طالعا جبلا
Kaedahnya berbunyi :
القواعد :اذا وقع الاسم بعد حرف النداء فهو المنادى
Apabila isim jatuh setelah huruf nida’ maka menjadi munada
المنادى مفرد العالم والناكرة المقصودة يبنيان على ما بر فعان وبفيها منصوب لا غير
Munada’Mufrodul Alam dan nakiroh maksudah dimabnikan dengan ropak dan selain yang dari dua itu adalah dimabnikan dengan berbaris atas.






( باب المفعول من اجله )
Maf’ul Ajlih ialah kalimat isim yang baris atas yang menjelaskan tentang sebab terjadinya perbuatan. Contoh : قام التلاميذ اكراما للاستاذ           ( murid-murid itu telah berdiri karna menghormati Guru ).
المفعول من اجله هو الاسم المنصوب الذى يذكر لبيانا لسبب وقوع الفعل
Maf’ul Li Ajlih ialah isim yang baris atas yang mununjukkan tentang sebab terjadinya perbuatan.

( باب المفعول معه )
Maf’ul Maah yaitu isim yang baris atas yang jatuh setelah wawul ma’iyyah ( و  ) artinya wawu yang berarti مع ( beserta ).
Contoh: جاء الأمير والجيش (Telah datang raja itu dengan tentaranya).

وإعرابه  :جاء فعل ماض مبني على الفتح لا محل له من الاعراب . الامير فاعل مرفوعوعلامة رفعه ضمة ظاهرة فى آخره . الواو واو المعية مع الجيس مفعول معه منصوب وعلامة نصبه فتحة ظاهرة  فى آخره
Kaedahnya berbunyi :
القواعد :اذا وقع الاسم بعد واو المعية بمعنى مع فهو مفعول معه
Apabila ada isim setelah Wawu Ma’iyah yang berarti beserta maka kedudukannya sebagai Map’ul Ma’ah.









( باب المخفوضات الأسماء )


Isim- Isim yang berbaris bawah ada tiga (3), yaitu :
1.    محفوض بالحرف  yaitu isim yang berbaris bawah dengan sebab huruf-huruf jar. Contoh : لمحمد
2.    محفوض بالاضافة yaitu isim yang berbaris bawah dengan sebab idopat. Contoh :  باب الكلام
3.    محفوض بالتبعية yaitu isim yang berbaris bawah dengan sebab mengikut kepada kalimat yang sebelumnya. Contoh :  بسم الله الرحمن الرحيم
Cara mentakdirkan idopat ada tiga (3), yaitu :
1.    Dengan mentakdirkan huruf lam ( ل )
Contoh :  كتاب محمد takdirannya  كتاب لمحمد
2.    Dengan mentakdirkan huruf min ( من )
Contoh :  باب ساج takdirannya  باب من ساج
3.    Dengan mentakdirkan huruf fi ( فى )
Contoh :  اخذت ماء البرد takdirannya  اخذت ماء فى البرد
Huruf-huruf yang membaris bawahkan isim ada 19 yaitu :
1    Ditinjau dari segi arti atau makna ada 3, yaitu :
a.    Mim ( من ) yaitu yang menunjukkan arti sebahagian.
    Contoh :منها ( sebahagiannya )
b.    ( من للإ بتداء ) yaitu yang menunjukkan permulaan.
    Contoh :
c.    ( من للبيان ) yaitu yang menunjukkan penjelasan.
    Contoh :ما من دآ بة  dan biasanya didahului oleh ما
2    الباء Ditinjau dari segi arti ada 4 yaitu :
a.    الإلصاق حقيقة contoh امسكت بزيد
b.    مجازا   contoh  مررت به
c.    السببية contoh  فبظلم هم 
d.    التبعيض contoh  يشرب بها عباد الله
التعدية yaitu yang menjadikan pi’il pada dasarnya tidak menghendaki maf’ul tapi dengan sebab باء tersebut maka pi’il tersebut menghendaki maf’ul. Contoh :  ذهب زيد اى ذهبت بزيد
3    الى ditinjau dari segi arti ada 2, yaitu :
a.    Yang berarti انتهاء ( sampai ). Contoh :  الى المسجد الاقصى
b.    Yang berarti انتهاء ( sampai )  dibagi dua :
    Ada yang makaniah. Contoh : الى المسجد الاقصى
    Ada yang zamaniah. Contoh : واتم الصار الى الليل
4    الى yang berarti tempat. Contoh : الماء فى الكوز  ( air didalam gelas )
a.     مجازا Contoh ولكم فى القصاص حياة 
b.  السببية  Contohدخلت امرأة فى هرة   ( aku melihat seorang perempuan masuk neraka dengan sebab kucing )
c.    الإستعلاء Contohولأصلبنكم فى جذوع النخل
5.    عن للمجاوزة   yang berarti jauh atau dari. Contoh : رميت الطيير عن الحجر   ( aku melempar burung dari batu )
a.    التعدية contoh : لتركبن طبقاعن طبق
b.    التعليل contoh  : وما كان الاستغفارإبراهيم لأبيه


6.    القسم واو contoh  : والعصر
وإعرابه  :الواو حرف قسم وجر العصر مقسم به مجرور بواو القسم وعلامة جره كسرة ظاهرة الجار والمجرور متعلق بمحذوف تقديره اقسم
Peringtan :
a.    القسم واو harus di sertai dengan pi’il qosam, tetapi tidak boleh dikatakan أقسمت والله
b.        القسم واو tidak beramala jika mengtakan   والله أخبرنى  
c.        القسم واو tidak beramala jika berulang-ulang. Contoh : والتين والزيتون
7.    باء القسم boleh disertai dengan pi’Il qosam. Contoh : وأقسم بالله أبو حفص عمر
وإعرابه  :اقسم فعل ماض بالله .الباء حرف قسم وجر. ولفظ الجلالة مقسم به مجرور بالباء والجار والمجرور متعلق باقسم ابو فاعله مرفوع بالواو نيابة عن الضمة لانه من الاسماء الخمسة . ابو مضاف .حفس مضاف اليه. عمر عطف بيان على ابو وعطف المرفوع مرفوع وعلامة رفعه ضمة ظاهرة فى آخره
8.    تاء القسم masuk pada dua tempat, yaitu:
a.    pada lafaz الله contoh : تالله لأكيد ن أصنام كم
b.    pada lafaz رب  yang disandarkan pada lafaz الكعبة contoh : ترب الكعبة
9.    اللام yang berarti milik contoh : لمحمد ، لله ما فى السماوات والأرض
10.    رب  yang berarti تقليل dan تكسير. رب  ini adalah huruf تكسير yang merupakan tambahan dan tidak meerlukan tempat bergantung (  متعلق ).
Syarat رب   membaris bawahkan kalimat isim yaitu :
a.    harus masuk pada isim nakiroh,
b.    harus masuk pada isim zohir.
11.    الواو yaitu yang sama dengan رب   contoh :وليل  كموج البحر ارخى سدوله
 ( terkadang pada suatu malam datang seperti ombak lautan ).
وإعرابه  :الواو واو رب ليل مبتدأ مرفوع وعلامة رفعه ضمة مقدرة على آخره منع من ظهورها اشتغال المحل بحركة الجر الشبيه بالزائد وهو رب المحذوف بعد الواو كموج جار والمجرور متعلق بمحذوف صفة لليل موج مضاف الهاء فى محل جر مضاف اليه
    setelah ( ف ) yang semakna dengan رب   ( terkadang ) contoh : فمثلك حبلى قد طرقت ومرضع
    setelah  (بل  ) contoh : بل بلد takdirannya بل رب بلد
12.    على  yang berarti إستعلاء ( tinggi ). Contoh : على الارض ( diatas tanah )
13.    الكاف yang berarti التشبيه yang dipakai untuk menyerupai sesuatu. Contoh : زيد كالاسد ( Zaid seperti singa )
14.    مذ dan منذ
Syaratnya membaris bawahkan adalah harus masuk pada zoref zaman dan مذ dan منذ yang diartikan من atau فى.
Contoh :    مارايته مذ أو منذ يوم الجمعةtakdirannya مارايته من يوم الجمعة
وإعرابه  :ما النافية راى فعل ماض مبني على السكون للتصاله بضمير رفع متحرك. الناء ضمير بارز متصل  مبني على الضم فى محل رفع فاعل. الهاء ضمير متصل مبني على الفتح على محل نصب مفعول مذ او منذ حرف جر بمعنى فى  يوم مجرور وعلامة جره كسرة. يوم مضاف ناضمير فى محل جر مضاف اليه الجار والمجرور متعلق برايت
15.    حتى  dikatakan huruf jar kalau حتى  berarti إنتهاءالغاية ( sehingga )
حتى لا تجر إلاماكان آخرا
حتى  tidakmaembaris bawahkan kecuali dia berada diakhir. Contoh : أكلت السمكة حتى راسها
وإعرابه  :اكلت فعل وفاعل. السمكة مفعول به. حتى حرف جر وغاية. رأس مضاف الهاء مضاف اليه
Atau bila bersambung diakhiranya, contoh : سلام هي حتى مطلع الفجر
وإعرابه  :سلام خبر مقدم هي ضمير منفصل مبني على الفتح فى محل رفع مبتدأ مؤخر. حتى حرف جر ونماية مطلع مجرور  بحتى  مطلع مضاف والفجر مضاف اليه. الجار والمجرور متعلق بسلام
16.    عدا ، حاشا dan خلا disebut dengan huruf إستثناء  ( pengecualian)
Perlu diketahui :
عدا ، حاشا dan خلا kalau dianggap hurauf jar maka setelahnya harus berbaris bawah. Contoh :  قام القوم خلا زيد akan tetapi kalau عدا ، حاشا dan خلا dianggap pi’il maka setelahnya jatuh jadi map’ulum bih yang pa’ilnya adalah mustatir قام القوم خلا زيد ا

Peringatan
1.    huruf jar asli ialah huruf jar yang mempunyai artu dan menghendaki adanya tempat kembali ( متعلق ). Seperti : من  dan إلى contoh : سرت من البصرت إلى الكوفة
2.    huruf jar zaidah adalah huruf jar yang tidak punya arti dan tidak menghendaki tempat kembali ( متعلق ). Seperti : الباء  contoh : وليست بشيخ takdirannya وليست شيخا
3.    huruf jar yang serupa dengan zaidah ( شبيحة بزائدة ) adalah huruf jar yang mempunyai arti akan tetapi tidak menghendaki adanya tempat kembali ( متعلق ) seperti : حاشا ، عادا ، خلا ، واو ، رب




KALIMAT-KALIMAT YANG MABNI
DARI GOLONGAN PI’IL

1.    Pi’il madi مبني على السكون apabila berhubungan dengan ropa’ mutharrik.
Contoh :   جلست ، قرئت
pi’il madi  مبني على الضم   apabila berhubungan dengan wawul jama’ah.
Contoh :   جلسوا ، قتلوا ، ضربوا
pi’il madi  مبني على الفتح  apabila tidak ada domir ropa’ mutaharrik dan wawul jama’ah. Contoh :  جلس ، فتح ، قتل
2.    Pi’il amer مبني على السكون  apabila shoheh huruf akhirnya sdan tidak berhubungan denga sesuatu atau denga nun niswah Contoh :انصر ، اكتب    Pi’il amer dimabnikan atas fathah apabila dimasuki oleh nun taukid tsakilah atau khofifah.
Pi’il amer berbaris atas apabila mu’tal huruf akhirnya. Pi’il amer akan berbaris atas apabila bertemu dengan alif tasniah, wawul jama’ah dan ya’ mu’annasatil mukhotobah.
3.    Pi’il mudore’ berbaris atas apabila bertemu dengan   nun taukid tsakilah atau khofifah.
Pi’il mudore’ akan berbaris mati dengan nun niswah.

KALIMAT-KALIMAT YANG MU’ROB
DARI GOLONGAN PI’IL

    Kalimat-yang mu’rob dari golongan pi’il ialah pi’il mudore’ yang huruf akhirnya tidak dihubungu oleh nun taukid atau nun inas.
    Pi’il mudore’ dirop’kan dengan dommah dan sebagai gantinya adalah nun yang ada pada pi’il lima, dan pi’il lima dinasabkan dengan membuang huruf nun dan dijazamkan dengan memakai sukun sebagai gantinya adalah membuang huruf nun.






























































Konsep Pendidikan Perempuan dalam Islam

KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Allah yang maha kuasa karena atas rahmat dan karunianya, sehingga kita dapat mengenal ilmu, pengetahuan, tak lupa kita haturkan shalawat beserta salam atas junjungan alam Nabi besar kita yaitu nabi Muhammad saw.
    Kemudian kami, mengucapkan terimakasih kepada Ibu dan Bapak Guru/Dosen yang telah mengajari kami ilmu yang sangat banyak, berkat ilmu itu juga kami mampu menyelesaikan Makalah ini pada waktunya.
Dalam penyusunan Makalah ini, kami menyadari sepenuhnya masih banyak kekurangan, karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang kami milki. Namun demikian kami sangat merasakan bahwa hal tersebut merupakan pendorong untuk dapat memperbaiki dan melangkah lebih baik lagi.






19-JANUARI-2012


PENYUSUN










DAFTAR ISI

Kata Pengantar    i
Daftar Isi    ii
BAB I PENDAHULUAN    1
A.    Latar Belakang    1
B.    Rumusan Masalah    1
BAB II PEMBAHASAN    2
Konsep pendidikan perempuan sesuai ajaran Rasulullah saw    2
a.    Pendidikan karakter bagi perempuan    5
b.    Pemberian waktu khusus untuk pendidikan perempuan    7
BAB III PENUTUP    9
A.    Kesimpulan    9
B.    Saran    9
DAFTAR PUSTAKA    10

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Sebelum Nabi Muhammad saw diangkat menjadi Nabi dan Rasul, keadaan manusia saat itu sangat kegelapan, akal yang diberikan oleh Allah swt tidak bisa difungsikan, perilakunya persis seperti binatang yang tidak memiliki akal. Keadaan kaum wanita disaat itu sangat tidak berharga, apabila sang ayah mendengarkan kelahiran anak wanitanya, maka merahlah wajah sang ayah karena malunya memiliki anak wanita, dan seketika itu langsung mengubur hidup-hidup anak wanitanya. mereka tidak sadar bahwa sebab wanita mereka lahir ke dunia ini.
    Setelah rasulullah saw diutus oleh Allah swt, maka terangkatlah derajat kaum wanita, semua manusia itu tidak ada bedanya, kecuali yang membedakannya adalah ketaqwa’an kepada Allah swt. Oleh sebab itu, kaum hawa harus bersyukur kepada Allah swt yang telah mengutus Nabi-Nya dan perbanyaklah sholawat kepada baginda Rasulullah saw yang telah merubah keadaan jahiliyah menjadi islamiyah.
B.    Rumusan Masalah
1.    Bagaimana konsep pendidikan perempuan dalam islam?
2.    Bagaimana pandangan islam terhadap perempuan?










BAB II
PEMBAHASAN

A.    Konsep Pendidikan Perempuan dalam Islam
Islam menjunjung tinggi persamaan hak antar sesama manusia, dimata  Islam semua hamba Allah SWT adalah sama, tidak ada dikotomi ras, jenis, golongan, bangsa dan lain sebagainya, mereka semua sederajat, hanyalah taqwa yang membedakan mereka disisi Al Kholiq, hal ini ditegaskan dalam Al Qur’an, surah Al Hujurarat, 49:13 :
Artinya : ” Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal”.
Kesamaan itu juga diimplementasikan dalam hal pendidikan, dalam kacamata Islam tidak ada diskriminasi antara laki – laki dan perempuan, mereka semua mendapat kewajiban dan hak yang sama dalam menuntut ilmu, bahkan kaum hawa dalam hal ini mendapatkan prioritas tersendiri dari syari’at, karena merekalah tempat pendidikan pertama sebelum pendidikan yang lain diperoleh oleh seorang anak, maka tidak salah bila dikatakan bahwa
الأم مدرسة الأولى
Artinya : ibu itu adalah sekolah yang pertama
Ada beberapa konsep yang dapat kami angkat dalam makalah ini sebagai materi pembahasan, terutama terkait dengan pendidikan bagi perempuan yang sudah barang tentu merujuk kepada konsep yang telah diajarkan oleh Rosululloh SAW.
1.    Sebuah hadits Nabi SAW yaitu ;
الجنة تحت أقدام الأمهات (رواه أحمد والنسائي وابن ماجه والحاكم عن معاوية بن جاهمة السلمي)
Artinya :     Sorga itu dibawah telapak kaki ibu. (HR. Ahmad, Nasa’I, Ibnu Majah, Hakim dari Mu’awiyah bin Jahimah al salamiy).
Hadits diatas, tidaklah menunjukan ma’na sebenarnya atau dalam Ilmu Balaghoh disebut dengan ma’na haqiqat akan tetapi hadits itu menunjukan ma’na majaz (kiasan).
Hal itu banyak terjadi dalam ayat Al Qur’an , semisal firman Allah SWT, dalam surah Al Isra’, 17 : 72.
Artinya : Barangsiapa yang buta (hatinya) di dunia ini, niscaya di akhirat (nanti) ia akan lebih buta (pula) dan lebih tersesat dari jalan (yang benar).
Dalam ayat diatas yang dimaksud dengan Al A’ma (orang buta ) didunia adalah mereka yang buta hatinya bukan makna secara hakikat yaitu buta secara fisik. Dan masih banyak lagi ayat-ayat semisal dalam Alqur’an.
Oleh karenanya makna hadits tersebut harus dikembalikan kepada penafsiran para Mufassir / Ulama’ pakar tafsir, yaitu mereka yang mempunyai kredibilitas dan kapasitas untuk menafsiri hadits – hadits ayat –ayat Al Qur’an.
Dalam Kitab Takhrij yaitu Kasyful Khofa’ juz 1 hal 335, dijelaskan bahwa makna hadits diatas adalah sebagai berikut.
والمعنى أن التواضع للأمهات وإطاعتهن في خدمتهن وعدم مخالفتهن إلا فيما حظره الشرع سبب لدخول الجنة.
Artinya :    Dan adapun makna (hadits tersebut) adalah: bahwa sesungguhnya bersikap rendah hati kepada ibu dan taat dalam berbakti padanya serta tidak durhaka padanya dalam hal-hal yang telah diperingatkan oleh syari’at adalah salah satu sebab untuk masuk kesorga.
    Asbabul Wurud
Hadits diatas dilatar belakangi oleh sebuah riwayat, bahwa salah seorang sahabat Nabi SAW yaitu Jahimah datang kepada Nabi SAW, beliau bertanya pada Nabi Ya Rosulalloh aku ingin berperang dan aku dating memohon petunjuk kepadamu, Rosululloh SAW bertanya ” apakah engkau masih mempunyai ibu?, Jahimah menjawab’ Ya “, Rosululloh SAW bersabda, ” tetaplah bersamanya karena sesungguhnya sorga berada dibawah kedua kakinya”.
    Tafsir Tarbawiy
            Dari Hadits diatas dapat diambil sebuah pelajaran dari kacamata tarbawiyyahnya yaitu, bahwa seorang ibu mempunyai sebuah kedudukan yang sangat tinggi dalam agama karena beberapa factor, diantaranya :
      Ibu selain sebagai orang tua yang melahirkan, dia adalah seorang pendidik atau guru pertama bagi semua manusia.
      Dialah yang pertama kali mengajarkan pada seorang anak untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain yang kedua hal itu adalah media utama untuk mendapatkan berbagai ilmu
      Selain sebagai seorang yang paling menyayangi dan mengasihi pada anak, Ibu adalah orang yang paling banyak memberikan kontribusi dalam pembentukan jiwa dan karakter pada seorang anak.
      Pendek kata ibu adalah guru pertama bagi manusia yang sudah seharusnya di hormati, selalu dikenang jasanya, dan selalu dicari ridhonya, itu sebabnya sorga berada dibawah kakinya.
    Derajat Hadits
Hadits yang ke 1078 dari Kitab Kasyful Khofa’ ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad, An Nasa’I, Ibnu Majah, dan Al Hakim dari Muawiyah bin Jahimah As salamiy ra.
Menurut Imam Hakim Hadits ini adalah Shohihul Isnad atau mempunyai Jalur riwayat yang shohih. Namun dalam riwayat dari Al Khotib dalam kitab Jami’nya dan juga Al Qudho’I dalam Musnadnya terdapat Rowi yang Majhul (tidak diketahui).dan juga Al Khotib dalam kitab Al Maqoshidnya menganggap bahwa hadits ini adalah Dho’if.


a.1 Pendidikan karakter bagi perempuan
Kebaikan dan keburukan sebuah bangsa adalah sangat tergantung pada generasinya, sedangkan baik dan buruknya sebuah generasi adalah sangat tergantung dengan baik dan buruknya seorang ibu (wanita) maka, pendidikan kejiwaan dan karakter bagi wanita agar menjadi seorang ibu yang bijaksana, cerdas dan mampu memberikan pendidikan yang baik bagi seorang anak adalah sebuah keniscayaan.
Itu sebabnya Rosululloh benar-benar berpesan dalam hal ini , melalui sebuah sabdanya :
استوصوا بالنساء خيرا ، فان المرأة خلقت من ضلع ، وإن أعوج شئ في الضلع أعلاه ، فان ذهبت تقيمه كسرته ، وإن تركته لم يزل أعوج ، فاستوصوا بالنساء خيرا (متفق عليه – عن أبي هريرة).
Artinya :     berpesanlah kebaikan pada wanita, karena sesungguhnya wanita itu tercipta dari tulang rusuk, dan sesungguhnya yang paling bengkok dari tulang rusuk adalah bagian atasnya, jika engkau meluruskanya niscaya engkau akan memecahkanya dan jika kamu membiarkanya maka ia akan tetap bengkok, maka berpesanlah kebaikan pada wanita. (HR. Muttafaq Alaih dari Abu Huroiroh.)
Ada tiga pendapat dari pakar tafsir Hadits tentang ma’na tersebut, dalam hadits diatas, sebagaimana dalam Kitab Hasyiyah al Sanadiy ‘ala Ibni Majah juz 4 hal 108;
1.    Terimalah pesan / wasiat, sebagaimana dalam kitab tersebut :
قِيلَ الِاسْتِيصَاء قَبُول الْوَصِيَّة أَيْ أُوصِيكُمْ بِهِنَّ خَيْرًا فَاقْبَلُوا وَصِيَّتِي فِيهِن
Dikatakan bahwa : kata ” Al Ishtisho’ ” ( maknanya ) adalah menerima wasiat yakni Aku (Rosululloh SAW ) berwasiat kebaikan padamu tentang wanita, maka terimalah wasiatku.
2.    Carilah pesan tentangnya
Sebagaimana pendapat At Thoyyibiy
وَقَالَ الطَّيِّبِي لِلطَّلَبِ أَيْ اُطْلُبُوا الْوَصِيَّة مِنْ أَنْفُسكُمْ فِي أَنْفُسهنَّ بِخَيْرٍ أَوْ يَطْلُب بَعْضكُمْ مِنْ بَعْض بِالْإِحْسَانِ فِي حَقّهنَّ وَالصَّبْر عَلَى عِوَج أَخْلَاقهنَّ بِلَا سَبَب
At Thoyyibiy berpendapat (terkait kata diatas) bermakna mencari yakni ” carilah pesan kebaikan dari dirimu tentang mereka (para wanita) atau hendaknya mencari sebagian dari kamu pada sebagian yang lain dengan kebaikan tentang hak mereka dan penyimpangan mereka tanpa sebab.
3.    Berpesanlah, seperti dalam keterangan kitab diatas.
وَقِيلَ الِاسْتِيصَاء بِمَعْنَى الْإِيصَاء
Atas dasar Tafsir Mufrodat diatas dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa makna hadits diatas adalah kurang lebih sebagai berikut ;
Terimalah Wasiat kebaikan tentang wanita dari Rosululloh SAW, atau carilah pesan kebaikan tentang wanita dari dirimu atau dari orang lain, dan atau berpesanlah kebaikan pada wanita, karena sesungguhnya wanita itu tercipta dari tulang rusuk, dan sesungguhnya yang paling bengkok dari tulang rusuk adalah bagian atasnya, jika engkau meluruskanya niscaya engkau akan memecahkanya dan jika kamu membiarkanya maka ia akan tetap bengkok, maka berpesanlah kebaikan pada wanita.
    Kedudukan Hadits
Al Hafidz Al Muzziy dalam karyanya Tuhfatul Asyraf juz 9 hal 491 pada penjelasan hadits yang ke 10692. menjelaskan bahwa hadits diatas diriwayatkan oleh At Tirmidzi dalam bab Ar Rodho’ dalam sebuah Hadits yang sangat panjang, juga oleh An Nasa’I dalam bab Asyrotun Nisa’ al Kubro dari Ahmad bin Sulaiman dan Al Bukhori dan Muslim dalam bab Nikah dari Abi Syaibah dan keduanya dari Husain bin Ali Al Ju’fiy.
Imam At Tirmidziy mengatakan bahwa hadits diatas adalah Hasan Shohih.
    Pesan Tarbawiyyah
Dari hadits diatas dapat ditarik sebuah pesan tarbawi, antara lain
Pentingnya pendidikan karakter , moral, budi pekerti, dan akhlak karena dengan kebaikan karakter maka seluruh aktifitas tubuh akan menjadi baik pula, sebagaimana hadits Nabi SAW.
إن في الجسد مضغة إذا صلحت صلح سائر الجسد         (متفق عليه من حديث النعمان بن بشير)
Artinya :     sesungguhnya dalam tubuh itu terdapat segumpal daging bila daging itu baik maka menjadi baik seluruh tubuh.
      Metodologi, tehnik dan strategi pengajaran dalam pendidikan hendaknya selain mepertimbangkan tujuan dan materi yang diajarkan juga melihat obyek yang menjadi sasaran pengajaran itu sendiri.
      Ada tehnik khusus terkait pengajaran dan pendidikan pada seorang wanita yang disesuaikan dengan karakternya yang berbeda dengan karakter kaum laki-laki.
      a.2 Pemberian Waktu Khusus Untuk Pendidikan Perempuan
Dalam pengajaran pada kaum hawa Rosululloh SAW, memberikan ruang dan waktu khusus sebagaimana dalam Hadits dibawah ini, hal ini dimaksudkan mereka tidak merasa malu ketika materi pembelajaran menyangkut tentang hal-hal yang sangat pribadi bagi mereka atau ketika mereka bertanya tentang masalah-masalah tersebut sehingga mereka dapat leluasa dalam menyampaikan segala permasalahan yang terjadi pada mereka, hal ini sangat berbeda ketika mereka bersama-sama dengan kaum laki-laki. Seperti hadits berikut.
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ جَاءَتْ امْرَأَةٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَتْ يَا رَسُولَ اللَّهِ ذَهَبَ الرِّجَالُ بِحَدِيثِكَ فَاجْعَلْ لَنَا مِنْ نَفْسِكَ يَوْمًا نَأْتِيكَ فِيهِ تُعَلِّمُنَا مِمَّا عَلَّمَكَ اللَّهُ فَقَالَ اجْتَمِعْنَ فِي يَوْمِ كَذَا وَكَذَا فِي مَكَانِ كَذَا وَكَذَا فَاجْتَمَعْنَ فَأَتَاهُنَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَعَلَّمَهُنَّ مِمَّا عَلَّمَهُ اللَّهُ ثُمَّ قَالَ مَا مِنْكُنَّ امْرَأَةٌ تُقَدِّمُ بَيْنَ يَدَيْهَا مِنْ وَلَدِهَا ثَلاَثَةً إِلاَّ كَانَ لَهَا حِجَابًا مِنْ النَّارِ فَقَالَتْ امْرَأَةٌ مِنْهُنَّ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَوْ اثْنَيْنِ قَالَ فَأَعَادَتْهَا مَرَّتَيْنِ ثُمَّ قَالَ وَاثْنَيْنِ وَاثْنَيْنِ وَاثْنَيْنِ ( البخاري )
Artinya :     Dari abu said : telah datang seorang perempuan kepada Rosululloh SAW, lalu ia berkata : Ya Rosulalloh kaum laki – laki telah pergi dengan memperoleh hadits darimu, maka perkenankanlah bagi kami darimu suatu hari yang kami datang  dan engkau mengajarkan kami didalamnya dari apa yang telah diajarkan Allah padamu.maka Rosululloh SAW bersabda : ” berkumpulah kalian dihari ini dan di tempat ini”, maka Rosululloh SAW mendatangi mereka dan mengajarkan pada mereka dari apa yang telah diajarkan Allah padanya. Kemudian ia bersabda ” tidaklah seorang perempuan dari kalian yang telah wafat darinya tiga orang anak kecuali mereka akan menjadi hijab di neraka.seorang perempuan bertanya Ya Rosulalloh (jika) atau dua? Maka dia mengulangi pertanyaan itu dua kali , maka Rosululloh SAW bersabda : dan dua, dan dua, dan dua. (HR. Bukhoriy ).
















BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
            Dari paparan makalah tersebut dapat disimpulkan bahwa, Islam telah mengangkat harkat dan martabat kaum perempuan, sehingga mereka juga mempunyai hak yang sama dengan kaum laki-laki meskipun bentuknya berbeda dalam beberapa hal, namun dalam hal pendidikan mereka diberikan hak yang sama, sehingga Rosululloh SAW memberikan prioritas pada mereka dengan meluangkan waktu dan tempat tersendiri untuk memberikan pengajaran pada mereka. Manusia yang satu tidak ada bedanya dengan manusia yang lain, yang membedakannya adalah tingkat ketaqwa’annya kepada Allah swt.

B.    Saran
       Penulis sarankan kepada pembaca, supaya meningkatkan ketaqwa’annya kepada Allah swt. agar mendapat derajat yang tinggi kelak diakhirat.












DAFTAR PUSTAKA

1.      Syeh Isma’il bin Muhammad Al Ijluniy Al Jarahiy (1162 H). Kasyful Khofa’ Juz 1hal 335.. Al  Maktabah al Syamelah.
2.    Al Sakhawiy. Al Maqashidul Hasanah Juz 1 hal 97.Al Maktabah al Syamelah.
3.    Al Muntaqil Hindiy, Kanzul Ummal juz 16/372.hadits ke 44955. Al maktabah al Syamelah
4.    Hasyiyah al Sanadiy ‘ala Ibni Majah juz 4 hal 108.Al Maktabah al Syamelah.
5.    Tuhfatul Asyraf juz 9/491. hadits ke 10692.Al Maktabah al Syamelah
6.    Takhrij Ahadits Ihya’ juz 2 hal 151. Al Maktabah al Syamelah
7.    Fathul Bary Juz 13 hal 292.



BY : NURHANDIKA PARTA